Jumat 06 Jan 2023 02:00 WIB

Arab Saudi Turunkan Harga Jual Minyak Imbas Permintaan Melemah

Arab Saudi memutuskan menurunkan harga jual minyak ke pasar utama Asia dan Eropa.

Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (3/11). Arab Saudi memutuskan menurunkan harga jual minyak ke pasar utama Asia dan Eropa.
Foto: AP Photo/Amr Nabil
Petugas berjalan di depan kantor Saudi Aramco di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (3/11). Arab Saudi memutuskan menurunkan harga jual minyak ke pasar utama Asia dan Eropa.

REPUBLIKA.CO.ID, Arab Saudi memutuskan menurunkan harga jual minyak ke pasar utama Asia dan Eropa. Hal ini menunjukkan kondisi permintaan yang tetap rendah seiring pelemahan ekonomi dan peningkatan kasus Covid-19 di Cina.

Dikutip dari Alarabiya, Kamis (5/1/2023), harga minyak mentah jenis Brent telah anjlok dari 125 dolar AS per barel pada Juni 2022 menjadi di bawah 80 dolar AS per barel saat ini. Pada pekan ini, terjadi penurunan harga sebesar 7,5 persen. 

Baca Juga

Tingginya suku bunga dan kuatnya dolar AS telah menekan konsumsi energi di dunia usaha di Amerika Serikat, Eropa, dan Cina. Kabar buruk ditambah oleh Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva yang menyampaikan sepertiga ekonomi global akan mengalami resesi pada tahun ini. 

BUMN migas Arab Saudi, Aramco menurunkan harga untuk seluruh jenis minyak mentah yang akan dikirimkan ke Asia pada Februari 2023. Produk utama Aramco yakni Arab Light telah mengalami penurunan harga menjadi 1,8 dolar AS per barel di atas benchmark kawasan. Hal itu 1,45 dolar AS lebih rendah dibandingkan harga pada bulan ini. Angka itu juga menjadi harga terendah sejak November 2021.

Penurunan harga sejatinya sejalan dengan survei yang dilakukan Bloomberg terhadap industri. Tak hanya Asia, Aramco juga menurunkan harga untuk pengiriman ke Eropa dan Mediterania. Meski begitu, harga untuk konsumen AS masih tetap.

Arab Saudi menjual sekitar 60 persen produk minyak mentahnya ke Asia di bawah kontrak jangka panjang. Penentuan harga dikaji setiap bulan. Cina, Jepang, Korea Selatan, dan India adalah pembeli terbesar. Langkah Arab Saudi diperkirakan akan diikuti oleh produsen migas lain di kawasan Teluk seperti Irak dan Kuwait.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement