Selasa 03 Jan 2023 22:30 WIB

Perlunya Peningkatan Kualitas Pembelajaran Tekan Gap Universitas dan Industri

Skill gap menjadi salah satu penyumbang tingginya angka pengangguran di Indonesia.

Lulusan universitas (ilustrasi). Peningkatan kualitas keterampilan lulusan universitas diperlukan agar relevan dengan kebutuhan industri.
Foto: telegraph.co.uk
Lulusan universitas (ilustrasi). Peningkatan kualitas keterampilan lulusan universitas diperlukan agar relevan dengan kebutuhan industri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peningkatan kualitas keterampilan lulusan universitas diperlukan agar relevan dengan kebutuhan industri. Hal tersebut dilakukan untuk menekan angka skill gap antara universitas dengan industri.

Populasi penduduk usia kerja diperkirakan akan mencapai lebih dari 208 juta jiwa dengan sekitar 69 persen masuk dalam angkatan kerja. Namun melansir dari Badan Pusat Statistika (BPS), hingga Februari 2022 lalu angka pengangguran di Indonesia sebanyak 5,83 persen dari total penduduk usia kerja. Dari jumlah tersebut, hampir 14 persen di antaranya merupakan lulusan jenjang pendidikan diploma dan sarjana (S1).

CEO Primeskills, sebuah perusahaan yang fokus pada pembelajaran dan pelatihan berbasis teknologi, William Irawan, melihat skill gap menjadi salah satu penyumbang tingginya angka pengangguran di Indonesia. Berangkat dari masalah tersebut, perusahaannya mengembangkan inovasi training berbasis XR dan gamifikasi yang dapat membantu mempersempit jarak keterampilan antara lulusan dan industri tersebut.

"Teknologi XR yang telah dikembangkan merupakan gabungan dari seluruh immersive technology seperti augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan mixed reality (MR)," ujar William.

Seperti yang telah diketahui, AR merujuk pada teknologi yang menampilkan elemen digital ke dunia nyata di mana perangkat lunak AR mampu mengenali objek seperti meja dan dinding. Kemudian AR dapat memproyeksikan gambar dengan benar pada permukaan tersebut seperti filter Instagram atau mobile game Pokemon Go.

Sebaliknya, VR mengacu pada teknologi yang benar-benar memutus dunia nyata, digantikan dengan dunia virtual yang disimulasikan. Sementara itu, teknologi imersif dapat menjadi solusi yang relevan dan bisa disesuaikan juga memenuhi dengan kebutuhan dari industri yang berbeda.

Industri saat ini tentu membutuhkan talent lulusan dengan kualitas yang baik dan kami optimistis teknologi yang dikembangkan dapat menjadi solusi bagi banyak industri. Pengembangan teknologi pun diperluas untuk peningkatan kualitas SDM seperti career fair, onboarding, learning and development, assessment, events, dan learning management system bagi klien perbankan, universitas, retail, hingga pemerintahan.

"Sejauh ini kami telah mendapat penilaian yang positif dan menjadi inovasi terbaru untuk masuk ke dalam ekosistem dunia virtual,” jelas William dalam siaran persnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement