Senin 26 Dec 2022 21:36 WIB

Dokter Muslim Abad Pertengahan Kembangkan Anastesi

para dokter Islam menolak konsep yang menyatakan rasa sakit sebagai hukuman Tuhan.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, Dunia kedokteran Barat mengklaim sebagai perintis di bidang anestesi atau pembiusan. Mereka menyebut Oliver Wendel Holmes Sr sebagai dokter pertama di dunia yang memperkenalkan istilah anestesi. Klaim itu tentu saja sangat ahistoris. Betapa tidak, ratusan tahun sebelum Holmes mengenal anestesi tahun 1846, dunia kedokteran Islam telah mengenal dan mengembangkan anestesi.

Anestesi berasal dari bahasa Yunani yang berarti suatu tindakan menghilangkan rasa sakit saat melakukan pembedahan dan berbagai prosedur lainnya pada tubuh. Sembilan abad sebelum Holmes lahir, para dokter Muslim terkemuka, seperti Ibnu Sina, Al-Zahrawi, Ibnu Zuhr, dan Ibnu Al-Nafis telah sukses melakukan operasi pembedahan. 

Baca Juga

Menurut Prof Dr M Taha Jasser dalam tulisannya bertajuk Anaesthesia In Islamic Medicine and Its Influence on Western, dokter Muslim di era keemasan sudah menguasai ilmu bedah. Mereka sudah terbiasa melakukan operasi besar, seperti amputasi, operasi tumor, pengobatan tulang patah, dan beragam operasi lainnya. Sebuah pencapaian gemilang yang belum pernah dilakukan peradaban sebelumnya.

Peradaban sebelum Islam dan kebudayaan lain yang sezaman dengan dunia Islam memandang, penderitaan kerena rasa sakit merupakan harga yang harus dibayar seorang manusia atas dosa yang diperbuat. Namun, para dokter Islam menolak konsep yang menyatakan rasa sakit sebagai hukuman dari Tuhan.

 

''Itulah yang mendorong para dokter Muslim mengembangkan bidang anestesi,'' papar Prof Taha. Menurut dia, untuk menghilangkan rasa sakit pada pasien yang akan menjalani operasi atau pembedahan, para dokter Muslim di era kekhalifahan menggunakan obat penenang dan campuran analgesik. 

Dalam Canon of Medicine, dokter Muslim legendaris Ibnu Sina telah mengungkapkan penggunaan anestesi. Dokter kelahiran Afshana, Bukhara, tahun 980 M itu telah mempersiapkan minuman campuran mandagora (tanamaman mandrak) dan obat tidur. Tanaman lainnya yang digunakan untuk anestesi saat operasi pembedahan, antara lain, hashish, opium poppies, shweikran, bhang, dan hyoscyamus.

rof Mohamad S Takrouri dari Departemen Anestesi Universitas King Khalid Riyadh mengatakan, anestesi yang dikembangkan kedokteran Islam sangat unik. ''Benar-benar mampu menghilangkan rasa sakit pada pasien yang akan dioperasi,'' paparnya.

Anestesi dalam dunia Islam, imbuh Prof Takrouri, jauh berbeda bila dibandingkan yang dikembangkan peradaban India, Yunani, dan Romawi.''Anestesi dari ketiga peradaban itu tak membantu menghilangkan rasa sakit,'' imbuh Takrouri. 

sumber : Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement