Senin 26 Dec 2022 15:27 WIB

CAS UI: Lansia Perlu Dapat Edukasi Mitigasi Bencana untuk Kurangi Risiko

Mitigasi bencana, yakni sebelum bencana, tahap darurat, dan pascabencana.

Bencana alam (ilustrasi). Kepala Centre for Ageing Studies (CAS) Universitas Indonesia (UI) Dr Fatmah menyatakan bahwa lanjutusia (lansia) perlu mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana.
Foto: Dok Republika.co.id
Bencana alam (ilustrasi). Kepala Centre for Ageing Studies (CAS) Universitas Indonesia (UI) Dr Fatmah menyatakan bahwa lanjutusia (lansia) perlu mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana.

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Kepala Centre for Ageing Studies (CAS) Universitas Indonesia (UI) Dr Fatmah menyatakan bahwa lanjut usia (lansia) perlu mendapatkan pengetahuan tentang mitigasi bencana. Mitigasi bencana yang terbagi dalam tiga bagian, yakni sebelum bencana, tahap darurat, dan pascabencana.

"Lansia termasuk salah satu kelompok rawan bencana alam. Untuk itu Lansia perlu dibekali pengetahuan mitigasi dalam menghadapi bencana alam sehingga mengurangi risiko dan dampak bencana," katanya di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Senin (26/12/2022).

Baca Juga

Selain itu, Fatmah menjelaskan, materi tentang bencana, yang terdiri dari bencana alam, industri dan sosial. Melalui materi yang diberikan ini, lansia dapat berperan menjadi "leader" dalam mitigasi bencana.

Executive Secretary CAS UI Vita Priantina Dewi menyatakan lansia harus diperlakukan sebagai bagian masyarakat dan memiliki hak untuk menikmati hidup yang berkualitas, termasuk memperoleh pelayanan pendidikan yang optimal. "Pada akhirnya, lansia diharapkan tetap dapat berkontribusi pada keluarga dan masyarakat. Berdasarkan riset CAS UI (2013), di Indonesia, 80 persen lansia masih aktif di kehidupan sosial, sekitar 50 persen masih bekerja mencari nafkah dengan jam kerja 35 jam/minggu," katanya.

Namun, pengetahuan dan keterampilan mereka untuk memenuhi kualitas kegiatan maupun pekerjaannya masih perlu ditingkatkan. Di sisi lain, pengalaman, kearifan dan keahlian mereka juga perlu diberikan kepada generasi muda.

Sejak didirikan pada 12 Februari 2010, CAS UI telah memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam penyusunan kebijakan serta program kelanjutusiaan. Produk yang dihasilkan antara lain berupa pedoman untuk kebijakan dan program. CAS UI juga telah diakui secara nasional maupun internasional.

Di tingkat lokal, CAS UI bekerjasama dengan Komisi Nasional Lanjut Usia (sebelum dibubarkan pada tahun 2020), Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Dalam Negeri, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), serta beberapa perguruan tinggi di Indonesia. Secara internasional, CAS UI telah bekerjasama dengan beberapa lembaga, seperti Organization South East Asia Region (WHO SEARO), WHO Indonesia, HelpAge Internasional, Active Ageing Consortium Asia Pacific (ACAP) dan University of Oxford (UK).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement