Sabtu 24 Dec 2022 16:53 WIB

Masjid di Kelantan Rusak Parah Akibat Banjir, Kerugian Ratusan Juta Rupiah

Masjid baru saja mengganti karpet di ruang sholat tiga bulan lalu.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Pemandangan umum setelah banjir melanda Taman Sri Muda, distrik Shah Alam, sekitar 40 km dari Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Desember 2021.
Foto: EPA-EFE/FAZRY ISMAIL
Pemandangan umum setelah banjir melanda Taman Sri Muda, distrik Shah Alam, sekitar 40 km dari Kuala Lumpur, Malaysia, 21 Desember 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA BARU -- Banjir yang melanda negara bagian Kelantan, Malaysia beberapa hari lalu meninggalkan kerusakan parah pada sebuah masjid. Adalah Masjid Mahmudi Kedai Melor yang terdampak paling parah hingga mengalami kerugian diperkirakan 100 ribu ringgit atau setara Rp 352 juta. 

Imam Masjid Mahmudi Kedai Melor, Suhaimi Ibrahim mengatakan banjir yang melanda daerah itu pada Senin lalu sebagai yang terburuk dalam ingatannya. Berdasarkan rekaman video dari kamera pengawas, air banjir setinggi 0,8 meter menggenangi kompleks masjid.

Baca Juga

“Karpet, sajadah, dan fasilitas penyimpanan rusak. Bahkan pintu gerbang masjid pun rusak. Ini banjir terparah sejak lima tahun lalu,” kata Suhaimi, seperti dilansir New Straits Times, Sabtu (23/12/2022). 

Padahal Suhaimi mengatakan masjid baru saja mengganti karpet di ruang sholat dengan biaya hampir 30 ribu ringgit Malaysia sekitar tiga bulan lalu. Selama tiga hari terakhir, Suhaimi mengatakan pengurus masjid telah melakukan gotong-royong untuk membersihkan kompleks.

“Dana yang ada akan kami gunakan untuk mengganti dan memperbaiki semua barang dan fasilitas yang rusak demi kenyamanan jamaah kami,” ujarnya.

Sementara itu di Kuala Berang, Terengganu, seorang peternak ikan mengalami kerugian sebesar 30 ribu ringgit Malaysia akibat banjir. Ialah Zakaria Ismail berusia 56 tahun. Ia mengatakan banjir yang dipicu arus sungai Sungai Telemong yang deras menghanyutkan ikan yang dipeliharanya di tiga keramba.

"Air banjir yang berarus deras membawa lumpur yang turut menyebabkan kematian ikan," ujarnya.

Peternak ikan lainnya, Abdul Aziz Mamat berusia 34 tahun mengatakan hanya satu dari sembilan keramba yang rusak akibat banjir. “Berdasarkan pengalaman saya dengan banjir, saya langsung menjual ikan di sebagian besar keramba sebelum musim hujan. Ini telah membantu untuk mengurangi dampak dan kerugian dari banjir," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement