Jumat 23 Dec 2022 05:53 WIB

Kuliah Jalur RPL, Pengalaman Kerja Bisa Ditransfer Jadi SKS

Program RPL telah diakui oleh Kemendikbudristek

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Bayu Hermawan
Mahasiswa kuliah/Ilustrasi
Foto: Dewi Mardiani/Republika
Mahasiswa kuliah/Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keterbatasan waktu kerap menjadi alasan banyaknya orang yang mengubur impian untuk melanjutkan studi ke jenjang pascasarjana (S2). Untuk mengatasi persoalan itu, kini sudah ada program bernama Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk S2, yakni program belajar yang memungkinkan calon mahasiswa untuk mentransfer pengalaman menjadi satuan kredit yang diakui oleh perguruan tinggi.

RPL di Indonesia telah diakui dan regulasinya telah diatur Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) lewat Permendikbudristek Nomor 41 Tahun 2021 tentang Rekognisi Pembelajaran Lampau. RPL diselenggarakan dengan prinsip aksesibilitas, kesetaraan pengakuan, transparan, serta penjaminan mutu.

Baca Juga

Program tersebut hadir untuk memberikan akses kesempatan belajar yang lebih luas dan inklusif. RPL juga merupakan bentuk equivalence karena menganggap pengalaman di luar bangku kuliah pun diakui sebagai muatan pendidikan. RPL pada jenjang pendidikan tinggi hadir untuk memenuhi dua tujuan, yakni memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan formal atau RPL Tipe A dan penyetaraan dengan kualifikasi khusus untuk calon dosen atau RPL Tipe B.

RPL pada umumnya bertujuan untuk mendorong masyarakat agar melanjutkan pendidikan dengan mengakui pendidikan yang telah ditempuh sebelumnya. Yang menarik, pendidikan tersebut tidak harus selalu berupa pendidikan formal, tapi juga pendidikan informal atau nonformal, bahkan pengalaman kerja. Dengan catatan, masih berkaitan dengan program studi yang akan diambil pada jenjang selanjutnya.

Layaknya perkuliahan biasa, RPL juga diawali dengan pendaftaran. Hanya saja, persyaratannya ditambah dengan portofolio yang menunjukkan pengalaman calon mahasiswa. Portofolio itu bisa berupa sertifikat kompetensi, lisensi kerja, hingga daftar riwayat pekerjaan.

Selanjutnya, calon mahasiswa akan melalui tahap penilaian dengan pihak perguruan tinggi yang menyelenggarakan program RPL. Tahapan itulah yang akan menilai seberapa besar kredit yang akan didapatkan oleh calon mahasiswa dari pengalaman kerja atau riwayat pendidikannya.

Jika dinyatakan lulus, maka bisa langsung mulai berkuliah sesuai jadwal dari perguruan tinggi yang dituju. Mahasiswa tidak perlu mengulang kuliah dari awal, tapi bisa langsung melanjutkan sesuai dengan kredit yang ia dapat dari pengalaman kerja atau riwayat pendidikannya.

Salah satu perguruan tinggi yang menyelenggarakan program RPL dalah Binus Business School. Di mana, Binus Business School telah membuka studi S2 Manajemen dengan program RPL Track MM Executive. Dekan Binus Business School Master Program, Rini Setiowati, menjelaskan, program tersebut menawarkan penyetaraan akademik atas pencapaian calon mahasiswa.

"RPL Track MM Executive menawarkan penyetaraan akademik atas pencapaian calon mahasiswa. Apabila ia memiliki pengalaman kerja atau telah mengikuti sejumlah sertifikasi yang termasuk dalam materi yang diakui, maka mereka dapat mengikuti program RPL ini untuk mendapatkan gelar Magister Manajemen (MM) dengan lebih efisien," terang Rini di Jakarta, Kamis (22/12/2022).

RPL Track MM Executive Binus Business School memberikan pengalaman belajar khusus yang dirancang secara holistik untuk mencetak business leaders yang inovatif dengan kemampuan manajemen yang andal dalam mengelola bisnis, baik dalam skala lokal maupun global. Program tersebut dirancang untuk mereka yang sudah memiliki pengalaman kerja di bidang bisnis dan manajemen.

"Didesain untuk memberikan pengalaman belajar yang holistik, program ini siap mencetak eksekutif manajemen dengan leadership yang unggul, serta andal terhadap hambatan manajemen, mulai dari volatility, uncertainty, complexity, hingga ambiguity, sesuai dengan semangat BINUS University yaitu membina dan memberdayakan masyarakat untuk membangun Indonesia," ujar Head of MM International Binus Business School Master Program, Dewi Tamara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement