Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fitri Annuriyah

Mengenal Tujuan Serta Konsep Pendidikan Islam Dalam Membangun Kapasitas Diri

Pendidikan dan Literasi | Thursday, 15 Dec 2022, 01:50 WIB
Sumber Gambar: https://www.istockphoto.com/id

Mengenal Tujuan Serta Konsep Pendidikan Islam Dalam Membangun Kapasitas Diri

Pendidikan adalah proses dan sistem yang mengarah pada pencapaian kualitas tertentu yang dianggap paling ideal. Kualitas pendidikan untuk generasi mendatang sangat bergantung bagaimana pendidikan disampaikan saat ini. Jika pendidikan dipandang sebagai suatu proses, maka proses itu berakhir dengan tercapainya tujuan akhir pendidikan yaitu menyatunya nilai-nilai ideal terbaik dalam diri pribadi yang diinginkan.

Nilai-nilai ideal ini mempengaruhi pendidikan seseorang sedemikian rupa, sehingga berpengaruh dalam perilaku eksternal, yang merupakan perilaku lahiriah tercermin dalam nilai-nilai ideal yang merupakan hasil dari proses pendidikan tersebut dalam jiwa manusia.

Pendidikan juga bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang berkembang. Hal ini selaras dengan fitrah manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupan. Tujuan pendidikan Islam saat ini adalah untuk memimpin, membimbing, dan melatih seseorang untuk memahami dan mempelajari ajaran Islam. Mereka diharapkan memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan berpikir, dan kecerdasan emosional.

Mengenal Tentang Pendidikan Islam:

Pendidikan seperti saat ini tidak ada pada zaman Nabi. Namun, mereka memahami upaya dan tindakan Nabi yang memberi ajaran dan contoh, melatih keterampilan bertindak, memberikan motivasi, dan lingkungan sosial yang mendukung implementasi gagasan pembentukan kepribadian muslim. Oleh karena itu, secara umum pendidikan Islam adalah pembentukan kepribadian muslim.

Dr. Burlian Shomad secara khusus menyatakan bahwa disebut pendidikan Islam jika memiliki dua ciri yaitu, pertama yang tujuannya untuk membentuk individu tertinggi sesuai dengan keagungan Al-Qur'an. Kedua, isi pendidikan berupa ajaran Allah yang tercantum dalam Al-Quran dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Nilai Sosio-Kultural Dalam Tujuan Pendidikan Islam:

Mengingat penduduk Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama, dan budaya, tujuan pendidikan Islam harus dimutakhirkan tidak hanya berorientasi kognitif. Jika mengacu pada wacana, maka tujuan pendidikan Islam harus mengacu pada nilai-nilai sosial budaya yang menjadi landasannya, selain dari Al-Qur'an dan al-Hadis.

Pendidikan dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat, dimana pendidikan dan kebudayaan berbicara pada tataran yang sama, yaitu nilai. Perspektif sosiokultural menggambarkan kondisi individu dan bagaimana perilakunya dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu dalam lingkungan sosial dan budaya di sekitarnya.

Di era modern saat ini, pendidikan Islam harus mampu merespon perkembangan zaman. Arus globalisasi yang semakin deras selalu menjalar ke beberapa negara muslim. Indonesia secara tidak langsung mempengaruhi kehidupan umat Islam di kawasan tersebut. Oleh karena itu, tujuan pendidikan Islam tidak lagi hanya terkait dengan normatifitas, tetapi juga historisitas.

Pendekatan disiplin tunggal tidak lagi cukup untuk mengatasi tantangan yang dihadapi umat Islam di berbagai bidang. Pendekatan yang dikemukakan di atas dapat mewujudkan sintesis antara tekstual dan hadatsah (modern) untuk menjawab permasalahan kontemporer yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan Al-Quran dan al-Hadis.

Pendidikan Islam yang memadukan unsur normatif dan modernis bertujuan untuk menjawab permasalahan umat yang dewasa, sehingga menimbulkan diskusi panjang dan tuntutan bersama akan kebenaran.

Pertama, pengenalan nilai-nilai sosial budaya dalam penyelenggaraan pendidikan Islam berbeda dengan heterogenitas peserta didik yang beragam suku, agama, dan budaya, berlandaskan nilai sosial budaya untuk memenuhi segala kebutuhan peserta didik. Kedua, pengenalan nilai-nilai multikultural erat kaitannya dengan komposisi etnis, budaya, dan agama siswa di sekolah. Pendidikan agama Islam yang diberikan hendaknya menjadikan mereka menjadi pribadi yang inklusif, toleran, dan tidak anti perbedaan.

Pendidikan agama di sekolah menjadi sarana guru menabur benih intoleransi. Oleh karena itu, dasar pendidikan Islam harus memperhatikan nilai-nilai sosial budaya yang menjadi ciri bangsa Indonesia sebagai bangsa oriental yang baik hati, toleran, peduli dan tidak anti kebhinekaan. Pendekatan ini dapat digunakan sebagai sintesis untuk menjawab beberapa permasalahan umum dalam sistem pendidikan kita, khususnya pendidikan Islam di Indonesia.

Ketiga, sebagai pendidik, guru harus berpedoman pada nilai-nilai kebhinekaan agar dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam melatih dan membimbing anak didiknya. Nilai-nilai kebhinekaan harus selalu ditumbuhkan pada diri siswa agar berkembang menjadi pribadi yang multinilai dan multikultural.

Ada 6 asumsi dasar mengapa pendidikan sosio-kultural harus dikembangkan di lembaga pendidikan, yaitu perbedaan budaya memiliki kekuatan nilai, sekolah harus menjadi contoh dalam penanaman HAM dan keadilan, keadilan dan kesetaraan seluruh anak sekolah harus menjadi tema penting dalam pengembangan kurikulum, nilai-nilai demokrasi harus dalam kehidupan masyarakat dipromosikan di sekolah, sekolah sebagai wadah pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor siswa dari berbagai kelompok, serta kerjasama guru dengan keluarga dan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang mendukung multikulturalisme.

Semua asumsi dasar di atas menekankan pada kerjasama antara guru dengan keluarga dan sekolah, dimana guru terlibat langsung dalam pelaksanaan pembelajaran.

Konsep Pendidikan Islam:

Pada dasarnya, konsep pendidikan Islam mencakup semua tujuan pendidikan yang kini dituntut oleh negara-negara di dunia. Untuk kepentingan Islam, pendidikan memainkan perannya sebagai pelayan kemanusiaan dalam mewujudkan kebahagiaan individu dan masyarakat. Secara umum, Allah swt mengajak seluruh umat manusia untuk masuk Islam secara kaffah (utuh). Artinya, ajaran Islam tidak hanya mencakup satu aspek saja tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dengan tujuan mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

Adapun dua konsep pendidikan Islam, yaitu pertama Konsep Realisasi Diri dalam Pendidikan Islam. Maksudnya, ketika Tuhan memerintahkan manusia untuk beribadah kepada-Nya, Tuhan memberikan manusia kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk. Dengan kata lain, Allah memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih dan menjelaskan konsekuensi dari pilihan yang dialami manusia kelak di akhirat. Allah telah membukakan bagi manusia arena untuk mengetahui hal yang baik.

Kedua, Konsep Pengembangan Pendidikan dalam Pendidikan Islam. Islam menempatkan segala sesuatu pada posisinya yang wajar dan melihat semua aspek pembangunan sebagai sarana untuk mewujudkan penghambaan dan ketaatan kepada Allah swt, menerapkan keadilan, dan hukum Allah dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan Islam menyangkut pemeliharaan semua aspek perkembangan, baik itu materi, intelektual, spiritual, rasa hormat, dan perilaku sosial.

Tujuan Pendidikan Di Dalam Al-Qur'an:

Tujuan pendidikan yang tertera dalam Al-Quran adalah untuk memperkenalkan seseorang pada perannya di antara orang-orang dan tanggung jawab pribadinya dalam kehidupan.

Memperkenalkan manusia pada alam ini dan mengajak mereka untuk mengetahui kebijaksanaan penciptaannya dan memungkinkan mereka untuk memanfaatkan alam ini. Memperkenalkan manusia kepada pencipta seluruh alam ini (Allah swt) dan memerintahkan mereka untuk beribadah kepada-Nya.

Kami memahami bahwa tiga tujuan pertama adalah sarana untuk tujuan terakhir, sehingga jelas bahwa tujuan utama pendidikan Islam adalah ma'rifatullah dan takwa kepada-Nya, sedangkan ma'rifat (pengetahuan) tentang diri sendiri, aturan masyarakat, dan alam tidak lain adalah sarana yang membawa kita kepada ma'rifatullah.

Tujuan Pendidikan Islam Menurut Ahli

Pertama, Ibnu Khaldun meyakini bahwa tujuan pendidikan Islam adalah orientasi ukhrawi dan sekuler. Pendidikan Islam harus membentuk pribadi yang taat kepada Tuhan dan manusia yang mampu menghadapi segala macam persoalan kehidupan duniawi.

Kedua, al-Ghazali mengartikulasikan tujuan pendidikan Islam dalam dua cara, yaitu pembentukan pribadi yang sempurna dengan tujuan mendekatkan diri kepada Allah dan menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Sehingga berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islam adalah kesempurnaan manusia di dunia dan dunia yang akan datang. Seseorang dapat mencapai kesempurnaan melalui ilmu untuk memberikan kebahagiaan di dunia dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

Melihat kedua rumusan tersebut, maka tujuan pendidikan Islam mencakup dua aspek utama, yaitu memahami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan Islam adalah pendidikan yang komprehensif.

Semoga artikel ini bermanfaat dan terima kasih sudah membaca.

Fitri Annuriyah, Mahasiswi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image