Ahad 11 Dec 2022 21:43 WIB

Sejumlah Tokoh Deklarasikan Gerakan Guru Bergerak Menulis Buku untuk Indonesia

Gerakan nasional dilakukan melihat pentingnya mendorong para guru mau menulis buku.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Andi Nur Aminah
Diskusi sejumlah tokoh Literasi dan Perbukuan Nasional terkait Gerakan Guru Bergerak Menulis Satu Buku Indonesia
Foto: Screenshoot
Diskusi sejumlah tokoh Literasi dan Perbukuan Nasional terkait Gerakan Guru Bergerak Menulis Satu Buku Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diskusi Kolaboratif dan Deklarasi Nasional Gerakan Guru Bergerak Menulis Satu Buku Indonesia dilaksanakan, akhir pekan ini. Tokoh Literasi dan Perbukuan Nasional, Bachtiar Adnan Kusuma, mengatakan, gerakan nasional itu dilakukan karena melihat pentingnya mendorong para guru agar menulis buku untuk menambah khazanah bahan bacaan di perpustakaan sekolah. Para narasumber yang sekaligus jadi deklarator mendukung penuh gagasan Dr Amir Uskara dan Bachtiar Adnan Kusuma ini.

"Gagasan gerakan nasional ini muncul karena gurulah yang paling paham bahan bacaan yang dibutuhkan siswa dan sekolah. Karena itu, sangat penting mendorong para guru agar menulis buku untuk menambah khazanah bahan bacaan di perpustakaan sekolah," ujar pria yang kerap disapa BAK itu, Ahad (11/12/2022).

Baca Juga

Namun, kata dia, untuk itu butuh intervensi pemerintah pusat hingga daerah dan kolaborasi para pemangku kepentingan untuk suksesnya gerakan nasional itu. Diskusi itu melibatkan beberapa tokoh literasi, pakar pendidikan, dan budayawan sebagai narasumber ini diakhiri dengan pencanangan atau deklarasi nasional Gerakan Guru Bergerak Menulis Satu Buku Indonesia.

Salah seorang narasumber, Fientje Stella Watak, mengatakan, pada era modern ini, buku dalam wujud fisik tetap dibutuhkan. Sebab, terdapat perbedaan rasa ketika membaca sambil menyentuh bukunya dibandingkan membaca melalui e-Library. Fientje menambahkan, di Indonesia ada jutaan orang yang berprofesi guru.

"Jika mampu menulis buku, maka guru-guru ini merupakan potensi luar biasa untuk memenuhi kebutuhan buku yang diperlukan siswa," terang dia. 

Karena itu, Fientje mengatakan, deklarasi nasional ini merupakan oase bagi para pegiat literasi untuk ikut berperan mendorong para guru menulis buku. Sedangkan Sry Eka Handayani mengatakan, untuk menulis buku, butuh motivasi dan tekad yang kuat agar tidak goyah. Seperti narasumber dan deklarator lainnya, Sry Eka juga mendukung penuh gerakan nasional satu guru satu buku ini.

"Namun, para guru jangan hanya menulis buku karena kepentingan untuk kredit atau naik pangkat," jelas dia.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement