Jumat 09 Dec 2022 19:38 WIB

Netanyahu Buat Klaim Palsu Lagi, Sangkal Keberadaan Palestina

Milisi Israel mengusir warga Palestina dari tanah mereka pada 1948.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
 Ketua partai Likud Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan Israel di Yerusalem, Selasa, 1 November 2022. Netanyahu Buat Klaim Palsu Lagi, Sangkal Keberadaan Palestina
Foto: AP/Maya Alleruzzo
Ketua partai Likud Benjamin Netanyahu dan istrinya Sara memberikan suara di tempat pemungutan suara selama pemilihan Israel di Yerusalem, Selasa, 1 November 2022. Netanyahu Buat Klaim Palsu Lagi, Sangkal Keberadaan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu sekali lagi menyangkal keberadaan rakyat Palestina. Ia menyebut tanah bersejarah Palestina adalah sebuah kekacauan tandus dan kehancuran sebelum adanya pembentukan Israel.

Pria yang dipersiapkan untuk menjadi perdana menteri Israel berikutnya ini menuduh orang Palestina hanya tinggal di tempat yang sekarang disebut Israel. Menurutnya, orang Palestina tinggal karena pertanian dan pabrik yang dibangun pemukim Yahudi pada abad ke-19 menarik pekerja migran dari tanah Arab tetangga.

Baca Juga

Klaim palsu ini telah berulang kali dibuat oleh sayap kanan Israel untuk membenarkan keberadaan Israel setelah pembersihan etnis massal desa-desa Palestina. Tetapi hal ini ditolak sepenuhnya oleh sejarawan dan sosiolog yang dihormati.

"Mereka (Palestina) merekonstruksi sejarah dan mengatakan telah berada di sini selama berabad-abad. Tidak. Mereka tidak pernah berada di sana sama sekali," klaim Netanyahu dalam sebuah wawancara dengan cendekiawan AS Jordan Peterson, dikutip di The New Arab, Jumat (9/12/2022).

Netanyahu kemudian menggambarkan pembentukan negara Israel tahun 1948, yang dikenal orang Palestina sebagai 'Nakba', sebagai momen ketika orang Yahudi berkata kepada orang Palestina "kita sekarang akan hidup bersama". Selama Nakba, ratusan ribu warga Palestina diusir paksa dari rumah mereka, sementara banyak lainnya tewas dalam pembantaian.

Warga Palestina pun mengecam pengulangan narasi ahistoris palsu oleh Netanyahu. Menurut mereka, hal ini merupakan bentuk percobaan untuk ingatan akan sejarah Palestina.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement