Jumat 09 Dec 2022 06:28 WIB

Rusia Siap Beri Dukungan Bagi Warganya yang Ditangkap di Jerman

Jerman menangkap puluhan orang dalam upaya kudeta, termasuk satu WN Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Helikopter polisi dengan tersangka tiba di Karlsruhe, Jerman, Rabu, 7 Desember 2022 tutup kantor kejaksaan federal. Ribuan petugas polisi melakukan penggerebekan di sebagian besar Jerman pada hari Rabu terhadap tersangka ekstrimis sayap kanan yang diduga berusaha menggulingkan pemerintah dalam kudeta bersenjata. Para pejabat mengatakan 25 orang ditahan.
Foto: AP Photo/Michael Probst
Helikopter polisi dengan tersangka tiba di Karlsruhe, Jerman, Rabu, 7 Desember 2022 tutup kantor kejaksaan federal. Ribuan petugas polisi melakukan penggerebekan di sebagian besar Jerman pada hari Rabu terhadap tersangka ekstrimis sayap kanan yang diduga berusaha menggulingkan pemerintah dalam kudeta bersenjata. Para pejabat mengatakan 25 orang ditahan.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kedutaan Besar Rusia di Berlin akan memberikan bantuan hukum kepada seorang warga negara Rusia yang ditangkap karena diduga merencanakan kudeta di Jerman. Pada 7 Desember, situs resmi Kantor Kejaksaan Jerman menerbitkan laporan tentang penahanan 22 orang yang dicurigai merencanakan kudeta.

"Kedutaan segera mengirim permintaan ke agen Jerman untuk mengklarifikasi keadaan penahanan seorang warga negara Rusia. Pada saat yang sama, misi diplomatik menyatakan kesiapannya untuk memberikn bantuan konsuler dan hukum yang diperlukan," ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, dilaporkan Anadolu Agency, Kamis (8/12/2022).

Baca Juga

Zakharova mengatakan, Moskow menilai peristiwa penangkapan itu  sebagai masalah internal Jerman. Dia menambahkan bahwa, saat ini tidak ada cukup informasi tentang insiden tersebut.

Kantor Kejaksaan Federal Jerman pada Rabu (7/12/2022) menuduh kelompok sayap kanan Reichsbuerger Movement merencanakan kudeta. Salah satu tersangka diidentifikasi sebagai warga negara Rusia Vitalia B. Jaksa menuduh bahwa kelompok tersebut telah menghubungi diplomat Rusia di Jerman untuk membahas pandangan mereka tentang tatanan baru.

Anggota ekstremis Reichsbuerger atau Citizens of the Reich telah lama menjadi perhatian polisi Jerman atas serangan kekerasan dan teori konspirasi rasis. Reichsbuerger menolak mengakui negara Jerman modern.

Diperkirakan 50 pria dan wanita diduga telah menjadi bagian dari kelompok yang berencana menggulingkan republik, dan menggantinya dengan negara baru yang meniru Jerman pada 1871. Era itu merupakan sebuah kerajaan yang disebut Second Reich.

Kantor berita Jerman, DPA melaporkan, penggerebekan terjadi di sebagian besar negara. Sementara dua orang ditangkap di Austria dan Italia. Mereka yang ditahan akan diinterogasi di kemudian hari. Menteri Kehakiman Marco Buschmann, mengatakan, operasi anti-teror besar sedang berlangsung.

"Dugaan serangan bersenjata terhadap badan konstitusional telah direncanakan," ujar Buschmann, dilaporkan BBC News, Rabu.

Jaksa federal mengatakan kelompok itu telah merencanakan kudeta dengan kekerasan sejak November 2021. Mantan anggota militer merupakan bagian penting dari plot kudeta. Mereka yang tergabung dalam komplotan itu, termasuk mantan tentara elit dari unit khusus.

Kantor kejaksaan federal mengatakan, para komplotan telah menetapkan rencana untuk memerintah Jerman. Para anggota memahami bahwa mereka hanya dapat mewujudkan tujuan mereka dengan sarana militer dan kekerasan terhadap perwakilan negara, termasuk melakukan pembunuhan. Penyiar publik ZDF melaporkan, mantan anggota sayap kanan dari majelis rendah parlemen, Bundestag, juga merupakan bagian dari plot tersebut, dengan Pangeran Heinrich sebagai pemimpinnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement