Kamis 08 Dec 2022 23:15 WIB

Unicef Minta DIY Tetap Jadi Model Percepatan Imunisasi Anak

Imunisasi di DIY agar tetap dipertahankan tinggi setiap tahun.

Petugas kesehatan memberikan vaksin polio kepada anak (ilustrasi)
Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Petugas kesehatan memberikan vaksin polio kepada anak (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Badan PBB untuk Anak-anak (Unicef) meminta Daerah Istimewa Yogyakarta tetap menjadi role model atau percontohan dalam percepatan imunisasi anak di Indonesia. "Imunisasi di DIY agar tetap dipertahankan tinggi setiap tahun karena menjadi percontohan bagi provinsi lain," kata Health Specialist Unicef Kantor Perwakilan Jawa Rusipah saat talkshow dengan tema "Jogja Istimewa, Tetap Kejar Imunisasi" di Kantor Kwarda Pramuka DIY, Yogyakarta, Kamis (8/12/2022).

Menurut Rusipah, sejak dahulu cakupan imunisasi DIY selalu di atas angka nasional. Sehingga pada 2007 menjadi percontohan pelaksanaan imunisasi polio suntik (IPV) di Indonesia.

Baca Juga

"DIY dipilih karena memiliki cakupan imunisasi yang setiap tahun tinggi, sehingga setiap anak kalau diganti imunisasi IPV lebih aman," kata dia.

Berikutnya, DIY juga dinilai memiliki cakupan imunisasi campak rubella yang tinggi sehingga saat bulan imunisasi anak nasional (BIAN) pada 2018, DIY menjadi provinsi yang tidak dilibatkan Kemenkes untuk mengejar target imunisasi tersebut.

"Imunisasi campak rubella untuk DIY tidak dilibatkan karena cakupannya selalu tinggi sehingga DIY dianggap aman dari campak," ujar dia.

Berdasarkan survei Unicef bersama Kemenkes pada April 2020 menunjukkan bahwa 84 persen dari semua fasilitas kesehatan di Indonesia terutama di puskesmas dan posyandu melaporkan layanan imunisasi sangat terganggu. Akan tetapi DIY kala itu berhasil membuktikan tetap mencapai imunisasi lebih dari 90 persen di tengah situasi pandemi.

"DIY berhasil membuktikan bahwa di tengah situasi pandemi masih dapat mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap lebih dari 90 persen," kata Rusipah.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY Pembajun Setyaning Astutie menyebutkan pada 2021 cakupan imunisasi anak di DIY mencapai 94 persen lebih atau di atas angka nasional yakni 80 persen.

Sementara itu, hingga Oktober 2022 cakupan imunisasi DIY mencapai 83,3 persen. Menurut dia, keberhasilan DIY mempertahankan cakupan imunisasi anak di atas angka nasional adalah berkat kerja sama berbagai pihak termasuk menggandeng gerakan pramuka, serta media massa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Tanpa kerja sama yang baik dari semua sektor teman-teman dinas kesehatan tidak mampu mengejar itu," kata dia.

Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Daerah Istimewa Yogyakarta (Kwarda DIY) GKR Mangkubumi mengatakan gerakan pramuka terus mengedukasi para orang tua untuk memenuhi hak anak mendapatkan imunisasi melalui pendidikan.

"Gerakan Pramuka adalah gerakan pendidikan sehingga melalui pendidikan kami mengajak masyarakat untuk lebih memahami makna dari imunisasi tersebut," kata Mangkubumi.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement