Kamis 08 Dec 2022 16:52 WIB

Jelang Libur Nataru, Stok Pangan 11 Komoditas Strategi di Jabar Surplus

Ketersediaan produk hewan aman dan fluktuasi harga di Jabar dinilai relatif wajar

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Nur Aini
Pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan ketersediaan stok 11 komoditas pangan strategis di 27 kabupaten/kota menjelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023 cukup.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Pedagang ayam potong melayani pembeli di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/9/2022). Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan ketersediaan stok 11 komoditas pangan strategis di 27 kabupaten/kota menjelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023 cukup.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat memastikan ketersediaan stok 11 komoditas pangan strategis di 27 kabupaten/kota menjelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023 cukup.

Berdasarkan dari data neraca pangan strategis yang dilaporkan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Jabar pada Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, ada 11 komoditas yang dinyatakan ketersediaannya aman secara umum di 27 kabupaten/kota. Menurut Kepala DKPP Jabar Moh Arifin Soedjayana, kesebelas komoditas yang stoknya aman adalah beras, jagung, bawang merah, daging ayam, daging sapi, telur ayam, gula pasir, cabai besar dan cabai rawit, minyak goreng  lalu bawang putih.

Baca Juga

“Sampai akhir November 2022, berdasarkan data aplikasi neraca yang diinput oleh kabupaten/kota, secara rata-rata 11 komoditas pangan strategis mengalami surplus,” ujar Moh Arifin di Bandung, Kamis (8/12/2022).

Moh Arifin mencatat, ketersediaan beras di Jawa Barat saat ini 199,620 ton. Sementara kebutuhan mencapai 84,901 ton artinya ada surplus sebanyak 114,119 ton. Beras terpantau dijual dengan harga di pasaran yakni Rp 10.830 per kilogram. “Ada beberapa daerah yang mengalami defisit beras seperti Kabupate Bandung, Kabupaten Sukabumi, Cianjur dan Kota Cimahi, sisanya surplus,” katanya.

Untuk komoditas bawang merah, kata dia, juga mengalami surplus. Ketersediaan bawang merah mencapai 5,258 ton sementara kebutuhan 4,392 ton alias surplus sebanyak 866 ton dengan harga jual Rp 30.321 per kilogram.

Sementara untuk daging sapi, kata dia, ketersediaan mencapai 3,340 ton dengan kebutuhan mencapai 2,454 ton mengalami surplus hingga 886 ton dan harga jual Rp 133.883 per kilogram. Untuk telur ayam, dengan kebutuhan sebanyak 13,042 ton ketersediaanya mencapai 14,593 ton. 

Arifin memastikan DKPP Jabar juga terus melakukan pemantauan dan pemeriksaan keamanan produk hewan menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) seperti Nataru bersama organisasi perangkat daerah dan instansi terkait di daerah. 

Berdasarkan hasil pemantauan, kata dia, ketersediaan produk hewan aman dan fluktuasi harga relatif wajar. “Kami terus memantau dan memastikan ketersediaan dan keamanan pangan menjelang Natal dan tahun baru terjamin,” katanya.

Selain pemantauan, kata dia, pihaknya juga sudah menggelar program Gelar Pangan Murah (GMP) di sejumlah kabupaten/kota. Menurutnya kegiatan ini menjadi salah satu indikator kecukupan pangan masyarakat, dan merupakan salah satu elemen penting dalam perekonomian, serta berkontribusi terhadap inflasi.

Acara Gerakan Pangan Murah kali ini adalah hasil kolaborasi dari DKPP dengan berbagai pihak di antaranya mulai dari Bapannas, KPED, TPID, BI, dan juga dinas yang menaungi bidang ketahanan pangan. "Awal Desember ini kami gelar di Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Tasikmalaya, di GPM kami menyediakan mulai dari bawang, gula, minyak goreng, hingga perdagingan,” katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement