Kamis 08 Dec 2022 13:41 WIB

Polda Jabar Periksa 18 Orang Terkait Bom Astana Anyar, 3 Orang dari Keluarga Pelaku

Bom yang digunakan pelaku Agus Sujatno di Polsek Astana Anyar adalah bom panci.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Nur Aini
Petugas melakukan oleh TKP bom bunuh diri di Markas Sektor Kepolisian Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022). Dalam peristiwa itu 11 orang yang menjadi korban. 10 orang merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petugas melakukan oleh TKP bom bunuh diri di Markas Sektor Kepolisian Astana Anyar, Kota Bandung, Rabu (7/12/2022). Dalam peristiwa itu 11 orang yang menjadi korban. 10 orang merupakan anggota polisi dan satu orang warga sipil yang sedang melintas di sekitar lokasi kejadian. Sedangkan pelaku bom bunuh diri dipastikan tewas di lokasi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jajaran penyidik Direskrimum Polda Jawa Barat dan Densus 88 Antiteror telah memeriksa 18 orang terkait peristiwa ledakan bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. Tiga orang di antaranya yang diperiksa adalah keluarga dari pelaku Agus Sujatno. "Saat ini Polri sedang melakukan pendalaman dan juga sudah mengambil meminta keterangan terhadap 18 orang saksi terdiri dari enam anggota polsek Astana Anyar, 9 dari masyarakat, dan dari tiga keluarga pelaku," ujar Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan di Polrestabes Bandung, Kamis (8/12/2022).

Ia menjelaskan ketiga orang keluarga pelaku Agus Sujatno yang dimintai keterangan tentang peristiwa bom bunuh diri. Pemeriksaan dilakukan untuk memastikan apakah mereka terlibat dalam peristiwa itu. "Tiga keluarga pelaku dimintai keterangan terkait peristiwa bom bunuh diri tersebut bila ketiga pelaku tidak ada keterlibatan tentu setelah pemeriksaan akan mengembalikan ke keluarga," katanya.

Baca Juga

Brigjen Pol Ahmad Ramadhan melanjutkan bom yang digunakan pelaku Agus Sujatno adalah bom panci. Ledakan tersebut mengakibatkan sebagian bangunan kantor Polsek Astana Anyar mengalami kerusakan dan terdapat korban jiwa. "Ada 11 orang di antaranya satu anggota polsek meninggal dunia dan sembilan anggota polsek mengalami luka dan satu dari masyarakat mengalami luka," ungkapnya.

Ia mengatakan barang bukti yang diamankan berjumlah 23 jenis. Pelaku diketahui membawa dua bom dalam ransel disimpan di punggung dan di depan dada. Sedangkan yang meledak bom di bagian punggung sedangkan bom di depan dada terpental. Pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. Sebab, polri dengan cepat dan profesional bertindak untuk melindungi masyarakat termasuk sterilisasi.

Direktur Direskrimum Polda Jabar Kombes Pol Yani Sudarto mengatakan penyidikan terhadap ketiga orang keluarga pelaku masih berlangsung. Mereka dimintai keterangan terkait peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. "Pemeriksaan terhadap keluarga pelaku saat ini berlangsung ada tiga orang diperiksa penyidik masih menggali keterkaitan ketiga keluarga dengan tersangka bom bunuh diri," katanya.

Ia mengatakan 23 barang bukti yang diamankan diantaranya serpihan bom panci yang sudah didisposal, sepeda motor, selembaran. Terkait informasi yang beredar bahwa pelaku hendak menargetkan Polda Jabar dan Polres Cianjur, Yani memastikan sasaran pelaku yaitu polsek. "Kami sampaikan sasarannya polsek itu saja, polres Cianjur dan Polda Jabar tidak," katanya.

Pihaknya saat ini masih mendalami terkait kronologis peristiwa bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar. Termasuk informasi penangkapan tiga orang dalam peristiwa tersebut. "Masih dalam penyidikan, tidak disampaikan di sini (rangkaian peristiwa). Saya masih dalam ranah penyidikan (informasi penangkapan) update akan kami sampaikan," katanya.

 

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement