Senin 05 Dec 2022 18:51 WIB

Jembatan Gladak Perak Terdampak Semeru, Warga Diimbau Cari Jalan Alternatif

Status Gunung Semeru dinaikkan dari siaga (level III) menjadi awas.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Yusuf Assidiq
Jembatan Gladak Perak putus setelah terkena Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, Ahad (4/12/2022). Situasi ini menyebabkan akses Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang tidak bisa dilalui.
Foto: Istimewa
Jembatan Gladak Perak putus setelah terkena Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru, Ahad (4/12/2022). Situasi ini menyebabkan akses Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang tidak bisa dilalui.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Jembatan gantung Gladak Perak yang menghubungkan Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang ambruk, Senin (4/12/2022). Kondisi tersebut terjadi setelah Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru menerpa jembatan tersebut.

Wakapolres Malang, Kompol Rizky Tri Putra mengatakan, akses ke Pronojiwo, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang melalui Curah Kobokan, saat ini tidak bisa dilalui. "Kami mengimbau kepada masyarakat yang akan menuju ke Lumajang agar mencari jalur alternatif lainnya," kata Rizky di Kabupaten Malang, Senin (5/12/2022).

Sebagai upaya penanggulangan, Polres Malang telah melakukan langkah antisipasi tersendiri. Salah satunya dengan mendirikan Posko Bencana di Mapolsek Ampelgading. Wilayah tersebut merupakan jalur perbatasan Kabupaten Malang - Kabupaten Lumajang.

Posko bencana ini didirikan dengan tujuan untuk penyaluran bantuan sosial, posko kesehatan, posko evakuasi, dan siaga bencana di wilayah Ampelgading Kabupaten Malang. Posko ini akan disiagakan selama kejadian APG Gunung Semeru masih berlangsung.

Seperti diketahui, Desa Argoyuwono, Desa Tamansari, dan Desa Mulyoasri, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang, berada di dekat area lereng Gunung Semeru. Kondisi ini menimbulkan area tersebut turut terdampak hujan abu dari APG Gunung Semeru.

Muspika Ampelgading bersama instansi terkait telah mendirikan pos pengungsi sebagai antisipasi erupsi susulan Semeru. Namun hingga saat ini, masyarakat masih tersebut masih belum ada yang mengungsi.

Sebelumnya, status Gunung Semeru mulai dinaikkan dari siaga (level III) menjadi awas (level IV). Peningkatan status ini terhitung mulai Ahad (4/12/2022) pukul 12.00 WIB.

Dengan adanya peningkatan status tersebut, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Hendra Gunawan, merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer (km) dari puncak.

"Serta (tidak melakukan aktivitas) di sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 kilometer dari puncak," ujar Hendra.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement