Senin 05 Dec 2022 17:15 WIB

Harga Telur Mahal, Telur Pecah Pun Diminati Warga

Selisih harga antara telur pecah dengan telur utuh mencapai Rp 4.000 per kilogram.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Andi Nur Aminah
Penjual membawa telur dengan cara menjunjung di atas kepalanya (ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/ADI WEDA
Penjual membawa telur dengan cara menjunjung di atas kepalanya (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Mahalnya harga telur, kini membuat telur ayam pecah tetap diminati oleh sejumlah kalangan masyarakat. Apalagi, saat ini harga telur ayam utuh mengalami kenaikan. Hal itu seperti yang terlihat di salah satu agen telur di Pasar Baru Indramayu. 

Telur ayam yang pecah hasil sortiran terlihat dipisahkan dari telur ayam yang utuh. Kondisi cangkang telur terlihat retak bahkan ada juga yang berlubang.

Baca Juga

"Setiap hari selalu ada saja yang beli telur pecah," ujar pemilik agen telur di Pasar Baru Indramayu, Hj Titin, Senin (5/12).

Titin menyebutkan, harga telur pecah memang lebih murah dibandingkan telur utuh. Dia menyebutkan, selisih harga antara telur pecah dengan telur utuh mencapai Rp 4.000 per kilogram. Saat ini, harga telur ayam utuh mencapai Rp 32 ribu per kilogram.

Titin mengatakan, lebih murahnya telur pecah dibandingkan telur utuh menjadi pertimbangan konsumen untuk tetap membelinya. Apalagi, meski cangkang telur kondisinya sudah pecah, namun telur itu masih layak dikonsumsi.

Titin menyebutkan, dalam sehari, telur pecah yang dijualnya ada di kisaran lima sampai sepuluh kilogram. Pernah juga penjualan telur pecah mencapai 15 kilogram dalam sehari.

Biasanya, lanjut Titin, konsumen telur pecah adalah masyarakat dengan kondisi ekonomi menengah kebawah. Selain itu, ada pula pedagang yang menggunakan telur pecah itu untuk membuat olahan makanan.

Seperti diketahui, harga telur ayam di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu meroket. Harga telur ayam eceran mencapai Rp 32 ribu per kilogram. Sedangkan pembelian grosir/ikatan (berisi 15 kilogram), mencapai Rp 30 ribu per kilogram.

"Kenaikan harga terjadi secara bertahap sejak sebulan yang lalu. Biasanya sekali naik Rp 300 sampai Rp 500 per kilogram," ujar Titin. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement