Senin 05 Dec 2022 10:51 WIB

Hewan Ternak Milik Pengungsi Bencana Semeru Mulai Dievakuasi

Evakuasi hewan ternak merupakan aset berharga bagi masyarakat.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Warga pengungsi merawat sapi ternak miliknya yang selamat dari musibah terjangan awan panas guguran erupsi Gunung Semeru, di Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (12/12/2021). Pemilik ternak dari daerah terdampak dusun Curah Koboan mengaku, sebanyak 14 ekor sapi ternak milik warga yang diungsikan di kandang warga itu sebagian sudah dijual untuk uang pegangan.
Foto: ANTARA/Budi Candra Setya
Warga pengungsi merawat sapi ternak miliknya yang selamat dari musibah terjangan awan panas guguran erupsi Gunung Semeru, di Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Ahad (12/12/2021). Pemilik ternak dari daerah terdampak dusun Curah Koboan mengaku, sebanyak 14 ekor sapi ternak milik warga yang diungsikan di kandang warga itu sebagian sudah dijual untuk uang pegangan.

REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Hewan ternak milik pengungsi bencana Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru mulai dievakuasi, Senin (5/12/2022). Hal ini terutama hewan ternak milik warga Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim).

Sekretaris Desa Sumberwuluh, Samsul Arif mengatakan, evakuasi hewan ternak menjadi bagian penting dalam penanggulangan bencana. Hal ini karena hewan tersebut merupakan aset berharga bagi masyarakat.

"Pagi ini masyarakat mulai evakuasi hewan ternak dibantu petugas di Kajar Kuning. Kalau di Kampung Renteng relatif aman," ungkap Samsul.

Ada pun area yang menjadi tempat evakuasi hewan ternak dikumpulkan di Penanggal, Kecamatan Candipuro. Menurut Samsul, area ini tersedia kandang sehingga hewan ternak akan disatukan di tempat tersebut. Namun untuk mencukupi kebutuhan pangan hewan, Samsul mengaku belum mengetahuinya.

Baca juga : Semeru Alami 22 Kali Letusan Setelah Statusnya Naik Menjadi Awas

Untuk diketahui, Dusun Kajar Kuning termasuk salah satu daerah terparah terdampak Awan Panas Guguran (APG) Gunung Semeru. Sebab itu, evakuasi hewan ternak tidak bisa dilakukan pada hari pertama bencana. Hal ini karena kondisi medan yang masih rawan dan membahayakan.

 

Dengan adanya evakuasi ini, pihaknya bisa mengantisipasi adanya oknum yang memanfaatkan kelengahan warga. Sebagaimana diketahui, pada bencana tahun lalu terdapat warga yang  kehilangan hewan ternak.

Sebelumnya, status Gunung Semeru mulai dinaikkan dari siaga (level III) menjadi awas (level IV). Peningkatan status ini terhitung mulai Ahad (4/12/2022) pukul 12.00 WIB.

Dengan adanya peningkatan status tersebut, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Hendra Gunawan merekomendasikan masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius delapan kilometer (km) dari puncak. "Dan (tidak melakukan aktivitas) di sektoral arah Tenggara (Besuk Kobokan dan Kali Lanang) sejauh 19 kilometer dari puncak," ucap Hendra dalam keterangan resminya kepada Republika, Ahad (4/12/2022).

Baca juga : Semeru Erupsi, PVMBG Minta Masyarakat tak Beraktivitas di Besuk Kobokan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement