Ahad 04 Dec 2022 23:37 WIB

Kampanye LGBT Turut Picu Tersingkirnya Jerman di Piala Dunia? Ini Kata Pejabat FIFA 

Tim Jerman melakukan aksi demonstrasi terkait kampanye LGBT di Piala Dunia

Rep: Rahmat Fajar / Red: Nashih Nashrullah
Timnas Jerman. Tim Jerman melakukan aksi demonstrasi terkait kampanye LGBT di Piala Dunia
Foto: DFB
Timnas Jerman. Tim Jerman melakukan aksi demonstrasi terkait kampanye LGBT di Piala Dunia

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA— Kepala Pengembangan Sepakbola Global FIFA Arsenel Wenger menilai demonstrasi politik para pemain Jerman di Piala Dunia Qatar 2022 berkontribusi tersingkirnya mereka di fase grup. 

Para pemain starting XI Jerman melakukan gerakan tutup mulut sebelum  pertandingan pembuka melawan Jepang dimulai. Sikap itu sebuah protes atas dilarangnya mengenakan ban kapten ‘one love’ oleh FIFA.

Baca Juga

Jerman salah satu dari beberapa negara Eropa, termasuk Inggris yang berencana mengenakan ban kapten pelangi untuk menunjukkan dukungan bagi komunitas LGBTQ+ yang dilarang di Qatar. FIFA mengancam memberikan sanksi kartu kuning jika mereka tetap mengenakan ban kapten tersebut.

Wenger mengatakan ketika tim pergi ke Piala Dunia maka semestinya sadar tak boleh kalah di laga pertama. Tim berpengalaman lainnya seperti Prancis dan Inggris bermain bagus di laga pertama sehingga memenangkan laga.

“Tim-tim yang siap secara mental, dengan pola pikir untuk fokus pada kompetisi, dan bukan demonstrasi politik,” kata mantan pelatih Arsenal tersebut dilansir dari Standard, Ahad (4/12/2022).

Wenger juga menyebut Inggris belum konsisten penampilannya. Meskipun mereka tampil luar biasa di laga perdana melawan Iran tetapi harus berjuang kerasa menghadapi Amerika Serikat yang berakhir imbang 0-0 di partai kedua sebelum menang 3-0 atas Wales.

Menurut Wenger, Inggris telah belajar banyak dari pengalamannya di turnamen besar. Inggris saat ini sedang ada di puncak yang diisi oleh pemain muda. Wenger juga memuji Gareth Southgate sebagai pelatih cerdas yang mampu menganalisis permainan dengan baik.

“Dia seperti tim. Dia telah belajar dari Piala Dunia dan Kejuaraan Eropa dan dia sekarang berada dalam situasi yang baik untuk mewujudkannya. Jika semua berjalan sesuai rencana, dua favorit Inggris dan Prancis mungkin akan bertemu,” ujarnya.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement