Jumat 02 Dec 2022 23:20 WIB

Airlangga Minta Kadin Akselerasi Pendidikan Digitalisasi di Indonesia

Kadin persiapkan anak muda mengakselerasi pendidikan digitalisasi di Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mempersiapkan anak-anak muda untuk mengakselerasi pendidikan digitalisasi di Indonesia. (ilustrasi).
Foto: Dok pribadi
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mempersiapkan anak-anak muda untuk mengakselerasi pendidikan digitalisasi di Indonesia. (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) mempersiapkan anak-anak muda untuk mengakselerasi pendidikan digitalisasi di Indonesia.

"Kita sudah mulai dengan Apple Academy. Jadi salah satu yang didorong adalah TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) bukan hanya hardware, jadi juga software. Akibatnya, Apple waktu itu saya bilang boleh jualan tapi dia (Apple) bikin sekolah, akhirnya dia sudah bikin empat center yang bisa langsung mengekspor software IOS-nya," kata dia saat memberikan pidato penutupan setelah Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin 2022 yang dipantau secara virtual di Jakarta, Jumat (2/12/2022).

Baca Juga

Selain itu, Airlangga sudah menyampaikan kepada International Business Machines Corporation (IBM) untuk memberikan pendidikan kepada masyarakat Indonesia jika mau berinvestasi di Tanah Air. Karena itu, IBM akan mendirikan Hybrid Cloud Academy di Batam, Kepulauan Riau.

Pemerintah mendorong infrastruktur digital dalam jangka pendek, yakni data center (pusat data) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa di Batam yang kini sudah setara dengan 200 megawatt. "Ini benar-benar game changer yang kita akan terus pacu," ucapnya.

Sebagai negara yang akan memegang Keketuaan ASEAN pada 2023, Airlangga meminta Kadin mempercepat Digital Economy Framework Agreement dari sisi ekonomi bisnis. Menurut dia, pandemi Covid-19 mempercepat digitalisasi di Indonesia sehingga meningkatkan pendapatan negara dari ekonomi digital.

"Potensi ekonomi digital Indonesia diperkirakan bisa mencapai 330 miliar dolar (2030). Ini harus direbut Indonesia karena kita butuh sembilan juta tenaga kerja (di sektor ekonomi digital) dalam 15 tahun, atau kita harus melahirkan 600 ribu tenaga kerja setiap tahun," ungkap Menko Perekonomian.

Airlangga turut mendorong penciptaan ekosistem berbasis teknologi seperti industri Multi Purpose Vehicle/MPV (kendaraan untuk tujuh orang) yang hanya diproduksi di Indonesia. Jika seluruh ekosistem industri MPV dibuat menjadi Electric Vehicle/EV (kendaraan listrik), perkembangan industri otomotif di Indonesia akan semakin kuat.

Keunggulan lain Indonesia dari sisi teknologi ialah kekuatan di Internal Combassion Engine/ICE (motor bakar pembakaran dalam) yang banyak diminati oleh para pencari kerja.

Seandainya ICE diubah seluruhnya ke EV,akan ada pengurangan tenaga kerja. Karena itu, perlu ada keseimbangan dalam upaya perpindahan menuju energi berkelanjutan.

Dia mendorong pula pengembangan energi berbasis hidrogen sebagai salah satu alternatif menuju energi berkelanjutan.

Salah satu bentuk digitalisasi terakhir yang perlu diminta untuk didukung Kadin ialah payment system yang sudah disepakati Indonesia, Filipina, Malaysia, dan Vietnam dengan QR Code. Dengan memanfaatkan payment system, negara-negara di Asia Tenggara dapat mengurangi kebutuhan terhadap dolar.

"Ini menjadi penting agar ekosistem keuangan kita kuat," ungkap Airlangga.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement