Kamis 01 Dec 2022 20:40 WIB

Unkris dan BTN Berkolaborasi Dorong Pemberdayaan Perekonomian Desa Tugu Utara Cisarua

Kegiatan pengabdian masyarakat adalah program berkelanjutan yang dilaksanakan Unkris.

Universitas Krisnadwipayana (Unkris) berkolaborasi dengan BTN memberikan hibah mesin pencacah sampah, mesin penggiling kopi, bibit kopi, dan pupuk kepada warga Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Foto: Dok. Unkris
Universitas Krisnadwipayana (Unkris) berkolaborasi dengan BTN memberikan hibah mesin pencacah sampah, mesin penggiling kopi, bibit kopi, dan pupuk kepada warga Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Universitas Krisnadwipayana (Unkris) berkolaborasi dengan BTN melanjutkan komitmennya untuk mendorong pemberdayaan perekonomian warga Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Komitmen tersebut diwujudkan dalam bentuk hibah mesin pencacah sampah dan mesin penggiling kopi. Selain itu juga diserahkan bantuan bibit kopi dan pupuk.

Hibah mesin pencacah sampah dan mesin penggiling kopi tersebut diserahkan oleh Rektor Unkris Dr Ir Ayub Muktiono kepada Kepala Desa Tugu Utara, Asep Ma'mun Nawawi, pada Senin (28/11/2022). Hadir dalam kegiatan tersebut Warek 2 Dr Suwanda, Warek 3 Dr Parbuntian Sinaga, Kaprodi Magister Fakultas Hukum Dr. Siswantari, Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat (LPM) Unkris Dr Susetya Herawati, Kepala Humas Enny Setyowati, dan perwakilan Lembaga Pengmas 4 Fakultas.

"Alhamdulillah, kami berharap hibah mesin ini dapat dimanfaatkan oleh warga kami untuk mendukung kegiatan pemberdayaan ekonomi desa," kata Kepala Desa Tugu Utara, Asep Ma'mun Nawawi, seperti dikutip dalam siaran pers Unkris, Kamis (1/12/2022).

Menurut Asep, Unkris menjadi perguruan tinggi yang telah berperan besar dalam membangun Desa Tugu Utara. Melalui berbagai kegiatan seperti penyuluhan, FGD, dan kegiatan pengabdian masyarakat lainnya, Unkris telah berkontribusi nyata dalam pembangunan desa. "Terima kasih selama 2 tahun Unkris terus mendorong kemajuan bagi desa Tugu Utara dengan berbagai program yang dimiliki masing-masing fakultas. Bahkan kali ini kami mendapatkan hibah mesin pencacah sampah dan mesin penggiling kopi."

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unkris Dr Ayub Muktiono menjelaskan sejak menjabat menjadi rektor, Desa Tugu Utara menjadi salah satu desa yang dipilih untuk mengimplementasikan berbagai program pengabdian masyarakat. “Kami tertarik untuk ikut membangun desa ini, baik menguatkan SDM-nya maupun menggali potensi SDA yang ada termasuk sektor pariwisata dan UMKM,” jelas dia.

Dr Ayub menekankan bahwa Unkris ingin hadir memberikan manfaat bagi masyarakat sekitarnya melalui program pengabdian masyarakat. “Dan Alhamdulilah kali ini berkat kerja sama yang baik dengan BTN kami menyumbangkan alat berupa mesin cacah sampah, mesin kopi untuk pembukaan caffee baru untuk mendukung kegiatan pemberdayaan UMKM, bibit kopi, dan pupuk,” ucapnya.

Hal senada juga disampaikan Woro Mumpuni, Branch Manager Kantor BTN Cabang Cibubur. Ia mengatakan bahwa berkolaborasi dengan Unkris merupakan kegiatan yang sangat membahagiakan. “BTN ingin bermitra dengan perguruan tinggi untuk bersama-sama mendukung perekonomian masyarakat. Dan hari ini kami melalui program CSR BTN menyumbangkan mesin pencacah sampah dan mesin penggiling kopi,” katanya.

Sementara itu, Ketua LPM Unkris Susetya Herawati mengatakan, kegiatan pengabdian masyarakat di Desa Tugu Utara ini merupakan program berkelanjutan yang dilaksanakan kampusnya. “Harapannya melalui kerja sama dengan berbagai pihak, dapat mendorong satu luaran baik bagi para dosen maupun mahasiswa sehingga kami benar-benar dapat praktik dan paham kondisi masyarakat, tidak sekadar teks book,” jelas Herawati yang juga Ketua LPKK Unkris.

Herawati juga berharap sumbangan mesin, bibit kopi dan pupuk, dapat menjadi pendorong semangat bagi warga Desa Tugu Utara khususnya para pemuda Karang Taruna untuk terus membangun desanya dan meningkatkan produktivitasnya.

Sekretaris LPM Unkris Lydia Darmiyanti menambahkan, kegiatan ini dirancang selama dua hari berturut-turut. Kegiatannya mulai dari perakitan alat hingga pelatihan. “Mesin pencacah sampah kami harapkan dapat menjadi solusi terhadap problem tumpukan tumpukan sampah. Hasil cacahan dapat dimanfaatkan untuk pupuk, atau pakan maggot. Hal ini bisa menjadi siklus pemanfaatan sampah sampai pada budi daya ikan dengan pakan maggot.”

Sedang untuk mesin kopi, lanjut Lydia, akan digunakan untuk mendukung operasional caffee di Desa Wisata Telaga. Kopi menjadi produk unggulan di Desa Tugu Utara. “Dan bibit maupun pupuk, diharapkan dapat terus menumbuhkan semangat pemuda dan masyarakat desa untuk terus menanam kopi sebagai produk pertanian unggulan desa,” jelas dia.

Setelah penyerahan alat secara simbolis, kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan ke titik nol Ciliwung di Desa Wisata Telaga yang masih dalam proses pembangunan menggunakan konsep desa wisata.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement