Kamis 01 Dec 2022 18:52 WIB

Angka Kemiskinan di Kota Malang Turun Dalam 15 Tahun Terakhir

Kondisi kemiskinan saat ini belum kembali pada level masa sebelum pandemi Covid-19

Rep: wilda fizriyani/ Red: Hiru Muhammad
 Angka kemiskinan di Kota Malang mengalami tren penurunan dalam 15 tahun terakhir.  Permukiman padat penduduk di bantaran Sungai Code, Yogyakarta, Selasa (6/9/2022). (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Angka kemiskinan di Kota Malang mengalami tren penurunan dalam 15 tahun terakhir. Permukiman padat penduduk di bantaran Sungai Code, Yogyakarta, Selasa (6/9/2022). (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,MALANG -- Angka kemiskinan di Kota Malang mengalami tren penurunan dalam 15 tahun terakhir. Hal ini diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Erny Fatma Setyoharini dalam konferensi pers (konpers) secara daring, Kamis (1/12/2022).

Menurut Erny, angka kemiskinan di Kota Malang semula 7,22 persen pada 2008. "Kemudian berubah menjadi 4,37 persen pada tahun 2022," jelas perempuan berhijab ini.

Baca Juga

Pada kondisi Maret 2022, tingkat kemiskinan di Kota Malang sebesar 4,37 persen. Dengan kata lain, mengalami penurunan 0,25 persen poin dibandingkan pada tahun lalu. Meskipun mengalami penurunan, kondisi kemiskinan saat ini belum kembali pada level masa sebelum pandemi Covid-19 yang mencapai 4,07 persen.

Selain jumlah dan persentase penduduk miskin, indikator kemiskinan lain yang perlu diperhatikan adalah indeks kedalaman (P1) dan keparahan kemiskinan (P2). Indeks kedalaman kemiskinan pada Maret 2022 sebesar 1,00. Hal ini berarti mengalami peningkatan dibandingkan pada 2021 yang nilainya sebesar 0,87. 

Menurut Erny, peningkatan indeks kedalaman kemiskinan ini mengindikasikan pengeluaran penduduk miskin semakin dalam atau semakin jauh dari garis kemiskinan. Padahal upaya pengentasan kemiskinan bertujuan untuk mengeluarkan penduduk dari garis kemiskinan.

Adapun indeks keparahan kemiskinan (P2) pada Maret 2022 nilainya sebesar 0,34. Dengan kata lain, ini mengalami peningkatan jika dibandingkan pada tahun lalu yang nilainya sebesar 0,22. 

Erny menilai peningkatan indeks tersebut mengindikasikan kesenjangan pengeluaran antar-penduduk miskin semakin lebar. Hal ini berdampak pada pengentasan kemiskinan yang semakin sulit. "Jika diibaratkan penduduk miskin ini adalah ikan, maka ikan-ikan ini letaknya semakin jauh dari permukaan dan semakin menyebar atau tidak menggerombol dalam satu tempat," ungkapnya.

Akibat kondisi tersebut, maka upaya mengeluarkan penduduk dari kemiskinannya pun sulit. Hal ini penting karena selain mengurangi jumlah penduduk miskin, perlu juga diupayakan untuk menurunkan indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan. Penurunan tingkat ini akan mempercepat upaya penurunan jumlah penduduk miskin.

Ada pun untuk angka kemiskinan provinsi Jawa Timur (Jatim) sebesar 10,38 persen atau masih dalam level dua digit. Apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Jatim, tingkat kemiskinan Kota Malang menduduki peringkat kedua terendah setelah Kota Batu. "Tentu hal ini menjadi sebuah prestasi bagi jajaran pemerintah Kota Malang yang telah berupaya keras dalam menurunkan jumlah penduduk miskin di Kota Malang," kata dia menambahkan.

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement