Rabu 30 Nov 2022 16:35 WIB

Capaian PMM Banyumas Melejit Jadi 4 Besar di Jateng

PMM mendorong guru untuk terus berkarya.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Yusuf Assidiq
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono.
Foto: Dok. Pemkab Banyumas
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyumas Joko Wiyono.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Platform Merdeka Mengajar (PMM) Banyumas melejit dari ranking 31 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah pada awal November 2022, menjadi ranking 4 dari 35 kabupaten/kota.

Platform Merdeka Mengajar (PMM) merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk pendidik dalam mewujudkan Pelajar Pancasila yang memiliki fitur Belajar, Mengajar, dan Berkarya.

PMM mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik. Meski demikian pemanfaatan PMM tersebut ada yang merasa mengalami kendala, sehingga masih banyak pendidik yang belum memanfaatkan oleh pendidik di Banyumas.

Kepala Dinas Pendidikan BanyumasJ, oko Wiyono mengaku, usai dilantik menjadi kepala Dindik, dirinya langsung disodori PR berat, yaitu ranking pemanfaatan PMM Banyumas ranking 31 dari 35 kabupaten/kota. Ini membuatnya mencari berbagai langkah untuk mendongkrak capaian pemanfaatan PMM tersebut.

 

Hal ini mengingat PMM menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka yang sedang berjalan. Dalam PMM tersebut ada tiga jenis kegiatan yakni mengajar, belajar dan berkarya.

“PMM ini penting, karena merupakan platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk guru dalam mewujudkan pelajar Pancasila. Selain itu, pendukung guru agar dapat mengajar sesuai dengan kurikulum Merdeka dengan lebih baik, meningkat kompetensi dan berkembang secara karier,” jelasnya, Rabu (30/11/2022).

Dengan kondisi awal yang memprihatinkan tersebut, ia melakukan evaluasi dan menggerakkan potensi yang ada. Tujuannya adalah untuk meningkatkan grade adaption rate PMM dari 31 menjadi 5 besar. Yang dilaksanakan adalah dengan mengumumkan untuk memaksimalkan setiap potensi yang ada.

“Setiap kali ada kesempatan pertemuan, maka saya akan meminta supaya semua bergerak bersama. Mulai dari kabid, kasi, pengawas, penilik, MKKS, kepala sekolah, dan guru. Kemudian juga melakukan pendampingan dan evaluasi,” tambahnya.

Kerja keras tersebut ternyata mampu menghasilkan capaian yang maksimal. Jika awal November lalu, ranking pemanfaatan PMM Dindik Banyumas masuk ranking 31 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah, kini sudah menembus 4 besar.

Joko menambahkan bahwa melejitnya ranking pemanfaatan PMM tidak lepas dari kerja keras seluruh sekolah baik SMP, SD dan PAUD dengan jajaran Dindik. “Semua bekerja keras dan alhamdulillah, saat sekarang sudah masuk 4 besar. Kita juga akan dorong terus bisa masuk 2 besar,” kata Joko.

Tercatat pada 4 November, Banyumas di peringkat 31, kemudian naik drastis menjadi peringkat 19 pada 11 November. Kemudian, pada 18 November menjadi peringkat 10 serta pada 24 November menembus ranking 4 besar Jateng.

Menurut Joko, upaya yang dilakukan bukan tanpa kendala. Namun, kendala tersebut telah dipetakan menjadi daerah yang akses internetnya sulit dan masih ada beberapa tenaga pendidikan yang belum terlalu tahu teknologi.

"Ini nanti bisa dicarikan solusinya, salah satunya adalah pendampingan oleh guru penggerak dan guru lainnya yang mampu untuk membantu," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement