Selasa 29 Nov 2022 22:31 WIB

Warga Korban Gempa Cianjur yang Kembali ke Rumah Diimbau Tetap Waspada

Warga diimbau tetap waspada apabila gempa susulan terjadi.

Pengungsi melaksanakan shalat di dalam tenda darurat di Kampung Gitung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). Beberapa pengungsi korban gempa Cianjur mengisi waktu malam hari di tenda pengungsian dengan menggelar tahlil atau menyaksikan pertandingan piala dunia. Republika/Thoudy Badai
Foto: Republika/Thoudy Badai
Pengungsi melaksanakan shalat di dalam tenda darurat di Kampung Gitung, Desa Mangunkerta, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad (27/11/2022). Beberapa pengungsi korban gempa Cianjur mengisi waktu malam hari di tenda pengungsian dengan menggelar tahlil atau menyaksikan pertandingan piala dunia. Republika/Thoudy Badai

REPUBLIKA.CO.ID, CIANJUR -- Bupati Cianjur, Jawa Barat, Herman Suherman meminta warga yang pulang ke rumah tetap waspada dan segera menyelamatkan diri saat gempa susulan kembali terjadi. "Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut aktivitas gempa bumi di wilayah Cianjur, terus melemah, sehingga warga sudah dapat kembali ke rumah masing-masing, dengan catatan kondisi bangunan rumahnya tidak mengalami kerusakan struktur," kata Herman di Cianjur, Selasa (29/11/2022).

Herman menjelaskan, BMKG dalam rilis-nya menyatakan hasil monitoring yang dilakukan selama 7 hari terakhir menunjukkan aktivitas gempa bumi susulan magnitudo-nya secara fluktuatif semakin mengecil, sehingga frekuensi kejadiannya semakin jarang.

Baca Juga

"Kalau yang mau pulang ke rumah silahkan, namun yang rumahnya masih layak huni dan tidak mengalami kerusakan yang dapat mengancam keselamatan dengan tetap ekstra hati-hati," katanya.

Warga korban gempa penghuni posko terpusat di Lapangan Prawatasari yang sebagian besar warga Kecamatan Cugenang, memilih untuk bertahan di pengungsian. Mereka menunggu kondisi lebih aman dan gempa susulan tidak lagi terjadi karena mengaku masih trauma dan rumah mereka rusak.

 

"Rumah saya hanya mengalami retak di beberapa bagian, namun anak dan istri belum berani pulang karena trauma, sehingga kami memilih untuk bertahan sampai tidak ada lagi tempa susulan," kata Nandang warga Desa Limbangansari, Kecamatan Cianjur.

Hal senada disampaikan Parman (68) warga Kecamatan Cugenang yang sudah menempati posko pengungsian di PMI Cianjur. Ia memilih bertahan karena dua orang anaknya masih menjalani perawatan setelah tertimpa material rumah yang nyaris ambruk akibat gempa.

"Kalau pulang ke rumah sudah pasti karena banyak barang berharga dan surat-surat yang belum kami amankan. Namun kondisi rumah rusak berat dan anak saya masih sakit, jadi kami memilih bertahan di sini selama diizinkan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement