Ahad 27 Nov 2022 18:15 WIB

BI Proyeksi Inflasi November 2022 Naik 0,18 Persen

Telur ayam, daging ayam hingga rokok kretek jadi penyumbang inflasi November 2022

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pedagang menunjukkan telur ayam di lapaknya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (7/11/2022). Bank Indonesia melalui Survei Pemantauan Harga, inflasi pada pekan pertama November 2022 diperkirakan sebesar 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu telur ayam sebesar 0,02 persen mtm dan beras sebesar 0,01 persen mtm. Republika/Abdan Syakura
Foto: REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA
Pedagang menunjukkan telur ayam di lapaknya di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (7/11/2022). Bank Indonesia melalui Survei Pemantauan Harga, inflasi pada pekan pertama November 2022 diperkirakan sebesar 0,08 persen secara bulanan (month-to-month/mtm). Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu pertama yaitu telur ayam sebesar 0,02 persen mtm dan beras sebesar 0,01 persen mtm. Republika/Abdan Syakura

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia memproyeksikan inflasi pada November 2022 naik 0,18 persen secara bulanan. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono menyampaikan hal tersebut berdasarkan hasil pemantauan BI pada akhir bulan ini.

"Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu keempat November 2022, perkembangan harga sampai dengan minggu keempat November 2022 diperkirakan terjadi inflasi sebesar 0,18 persen (mtm)," katanya dalam keterangan pers akhir pekan ini.

Komoditas utama penyumbang inflasi November 2022 sampai dengan minggu ke empat yaitu telur ayam ras dan tomat masing-masing sebesar 0,03 persen (mtm), daging ayam ras, air kemasan, emas perhiasan, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), tempe, jeruk, sawi hijau, tahu mentah, beras, dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).  

Sementara itu, sejumlah komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu cabai merah sebesar -0,09 persen (mtm), cabai rawit sebesar -0,03 persen (mtm), serta bawang putih dan angkutan udara masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm).

 

Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement