Ahad 27 Nov 2022 15:18 WIB

Waspada Resesi Global, Yogyakarta Tingkatkan Kualitas Pariwisata

Per Oktober 2022, jumlah kunjungan wisatawan sudah di angka 5,8 juta.

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq
Wisatawan berjalan-jalan di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Wisatawan berjalan-jalan di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkomitmen terus meningkatkan kualitas pariwisata. Hal ini dilakukan untuk mewaspadai badai resesi global yang saat ini tengah dihadapi sejumlah negara di dunia.

"Antisipasi kami (terkait resesi global) hanya meningkatkan kualitas (pariwisata)," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko. Peningkatan kualitas pariwisata ini tidak hanya terkait destinasi pariwisata.

Namun, termasuk jasa pariwisata seperti akomodasi hotel dan restoran hingga transportasi. Meski saat ini dunia sedang dilanda badai resesi, namun terjadi peningkatan jumlah pengunjung di Kota Yogyakarta.

Bahkan, hingga akhir tahun 2022 nanti, pihaknya berharap jumlah kunjungan wisatawan dapat mencapai tujuh juta orang. Berdasarkan data terakhir yang dicatat oleh Dispar Kota Yogyakarta per Oktober 2022, jumlah kunjungan wisatawan sudah di angka 5,8 juta.

Angka itu bahkan melebihi target yang ditetapkan 2022 yakni dua juta pengunjung. Melihat tingginya tingkat kunjungan wisatawan ini, Wahyu memprediksi akan terjadi peningkatan yang lebih signifikan pada libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2923 nanti.

Peningkatan wisatawan ini tentunya juga berdampak kepada peningkatan perekonomian di Kota Yogyakarta. "Harapan kami angka kunjungan yang tinggi ini dapat meningkatkan length of stay (lama tinggal wisatawan), juta sekaligus meningkatkan belanja wisatawan atau tourist expenditure yang akan menggerakkan roda perekonomian di Kota Yogya," jelas Wahyu.

Untuk itu, ia meminta agar masyarakat maupun pengunjung untuk disiplin dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Pihaknya juga terus menggencarkan sosialisasi dan pengawasan prokes ini, utamanya di pusat-pusat keramaian.

Hal ini dilakukan juga dalam rangka mengantisipasi dan menghadapi resesi global yang terjadi saat ini. Sebab, pihaknya tidak bisa membatasi kunjungan wisatawan disaat Kota Yogyakarta masih berstatus PPKM level 1.

"Kita tetap gencar prokes, sehingga kita bisa menjamin kesehatan wisatawan yang datang ke Kota Yogya. Bagaimanapun prokes itu penting," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement