Kamis 24 Nov 2022 07:00 WIB

HP Umumkan PHK Hingga 6.000 Karyawan

HP umumkan PHK 6.000 karyawan di tengah permintaan produk yang melemah

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Laptop HP
Foto: Pixabay
Laptop HP

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) terus melanda perusahaan teknologi di seluruh dunia. Perusahaan terbaru yang akan merumahkan karyawannya adalah HP.

Dalam laporan hasil kuartal keempat (Q4), perusahaan mengumumkan pengurangan tenaga kerjanya hingga 6.000 orang. PHK datang sebagai bagian dari rencana restrukturisasi yang lebih luas yang disebut rencana Transformasi Siap Masa Depan yang diumumkan HP dalam laporan pendapatannya yang diterbitkan pada pekan ini.

Dengan rencana restrukturisasi, perusahaan berharap dapat menghemat 1,4 miliar dolar AS pada akhir tahun fiskal 2025. Bagian dari rencananya adalah memangkas 4.000 hingga 6.000 karyawan dalam tiga tahun ke depan.

“Perusahaan memperkirakan akan mengeluarkan sekitar 1,0 miliar dolar AS untuk biaya tenaga kerja dan non-tenaga kerja terkait dengan restrukturisasi dan biaya lainnya dengan sekitar 0,6 miliar dolar AS pada tahun fiskal 2023, dan sisanya dibagi kira-kira sama antara tahun fiskal 2024 dan 2025,” kata HP dalam laporannya, dilansir Gizmodo, Kamis (23/11/2022).

“Perusahaan mengharapkan untuk mengurangi jumlah karyawan global sekitar 4.000-6.000 orang. Tindakan ini diharapkan akan selesai pada akhir tahun fiskal 2025,” tambahnya.

HP melaporkan pendapatan bersih untuk tahun 2022 turun 0,8 persen menjadi 63 miliar dolar AS dibandingkan tahun lalu dan pendapatan Q4-nya turun drastis 11,2 persen menjadi 14,8 miliar dolar AS tahun-ke-tahun.

Presiden dan CEO HP Enrique Lores menyalahkan ini pada ekonomi makro yang tidak stabil dan permintaan produk yang melemah pada paruh kedua tahun ini. Laporan tersebut juga menyebutkan Personal Systems and Printing perusahaan mengalami penurunan kinerja di pasar.

HP tentu saja tidak sendirian dalam hal PHK. Raksasa media sosial seperti Snap, TikTok, Twitter, dan Meta semuanya telah memangkas tenaga kerja mereka tahun ini. Amazon dan Microsoft juga di antara nama-nama besar yang membuat keputusan sulit dalam situasi ekonomi yang tidak

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement