Rabu 23 Nov 2022 19:02 WIB

Rusia, Iran, dan Turki Kecam Serangan Israel ke Suriah

Tiga negara menyoroti bagaimana Israel menargetkan fasilitas sipil di Suriah.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Orang-orang melihat lokasi yang rusak akibat serangan udara Turki yang menghantam pembangkit listrik di desa Taql Baql, di provinsi Hasakeh, Suriah, Minggu, 20 November 2022. Serangan udara Turki di Suriah utara akhir pekan lalu menewaskan dan melukai sejumlah orang Tentara Suriah dapat menimbulkan kemunduran pada langkah baru-baru ini menuju pemulihan hubungan antara kedua negara setelah 11 tahun ketegangan dan permusuhan.
Foto: AP Photo/Baderkhan Ahmad
Orang-orang melihat lokasi yang rusak akibat serangan udara Turki yang menghantam pembangkit listrik di desa Taql Baql, di provinsi Hasakeh, Suriah, Minggu, 20 November 2022. Serangan udara Turki di Suriah utara akhir pekan lalu menewaskan dan melukai sejumlah orang Tentara Suriah dapat menimbulkan kemunduran pada langkah baru-baru ini menuju pemulihan hubungan antara kedua negara setelah 11 tahun ketegangan dan permusuhan.

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Rusia, Iran, dan Turki mengecam berlanjutnya serangan Israel ke wilayah Suriah. Mereka menyoroti tentang bagaimana Israel menargetkan fasilitas sipil di negara tersebut.

“Tindakan itu (serangan Israel) melanggar hukum internasional, hukum humaniter internasional, serta kedaulatan dan integritas teritorial Suriah,” kata Rusia, Iran, Turki dalam sebuah pernyataan bersama, dikutip laman kantor berita Rusia, TASS.

Baca Juga

Ketiga negara tersebut juga menegaskan tentang perlunya menghormati keputusan hukum internasional, termasuk ketentuan resolusi PBB, yang menyatakan menolak pendudukan Israel atas Dataran Tinggi Golan. Israel menduduki wilayah tersebut setelah Suriah kalah dalam Perang Arab-Israel 1967.

Rusia, Turki, dan Iran turut menekankan bahwa tidak akan ada solusi militer untuk konflik Suriah. Sebagai penjamin proses Astana, mereka berkomitmen memajukan proses politik yang sepenuhnya melibatkan perwakilan masyarakat dan pemerintah Suriah serta didukung atau difasilitasi PBB sejalan dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254.

Terkait serangan ke Suriah, Israel memang kerap melakukan hal tersebut. Pada 13 November lalu, Israel meluncurkan serangan udara ke Provinsi Homs, Suriah, tepatnya ke Pangkalan Udara Shayrat. Empat tentara Suriah dilaporkan tewas akibat serangan itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, serangan udara Israel kerap membidik bandara-bandara di Suriah. Bandara Internasional Damaskus dan Bandara Internasional Aleppo merupakan dua bandara yang pernah jadi sasaran serangan udara Israel.

Serangan Israel ke Bandara Internasional Damaskus pada Juni lalu menyebabkan penangguhan lalu lintas penerbangan. Hal tersebut karena landasan pacu bandara dan gedung terimal turut terhantam misil Israel. Itu merupakan pertama kalinya serangan Israel menyebabkan penangguhan operasi penerbangan di Bandara Internasional Damaskus.

Menurut sumber diplomatik dan intelijen regional, Israel memang sedang mengintensifkan serangan ke bandara-bandara di Suriah. Mereka mengungkapkan, Tel Aviv ingin mengganggu peningkatan penggunaan rute pasokan udara Iran untuk mengirimkan senjatanya di Suriah dan Lebanon, termasuk kelompok Hizbullah.

Selama beberapa tahun terakhir, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke Suriah. Namun Tel Aviv jarang mengakui atau membahas operasi semacam itu. Kendati demikian, Israel telah mengakui bahwa mereka membidik pangkalan kelompok militan sekutu Iran, seperti Hizbullah Lebanon, yang telah mengirim ribuan kombatan untuk mendukung pasukan Presiden Suriah Bashar al-Assad.  

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement