Jumat 18 Nov 2022 16:12 WIB

55 Pelajar SMAN di Ambon yang Keracunan Makanan Masih Dirawat

Puluhan pelajar SMAN Siwalima keracunan usai makan bersama ikan goreng dan bayam.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Orang tua menunggui putranya yang menjadi salah satu korban keracunan masal makanan katering sekolah di SMKN 1 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Destyan Sujarwoko
Orang tua menunggui putranya yang menjadi salah satu korban keracunan masal makanan katering sekolah di SMKN 1 Rejotangan, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, AMBON -- Puluhan pelajar SMA Negeri Siwalima, Kota Ambon, Provinsi Maluku masih menjalani perawatan intensif di ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) dan aula sekolah unggulan tersebut. Hal itu karena mereka semua dideteksi mengalami keracunan makanan.

"Kapolsek Baguala yang mendatangi pihak sekolah mendapati 55 nama pelajar mengalami keluhan mual-mual, kepala pusing, dan diare," kata Kasi Humas Polresta Pulau Ambon dan Pulau-Pulau Lease, Ipda Moyo Utomo di Kota Ambon, Jumat (18/11/2022).

Jumlah korban keracunan massal bisa bertambah. Mereka yang dirawat petugas kesehatan dari Puskesmas Nania di ruang UKS dan aula sekolah tersebut memang terdata 55 orang. Namun, petugas juga masih melakukan pengecekan apakah ada korban yang telah dibawa ke rumah sakit terdekat oleh keluarganya.

Sesuai keterangan salah satu pelajar, Prety Masella, para siswa pada Kamis (17/11/2022) sekitar pukul 13.00 WIT, menggelar acara makan siang bersama dengan menu ikan goreng dan sayur bayam. Siswi kelas 11 itu mengakui sudah mulai merasakan kondisi tubuhnya lemas dan akan muntah menjelang malam hari.

Sekitar pukul 20.00 WIT, yang bersangkutan makan malam bersama dengan menu sop kacang hijau dan telur dadar. Saat menyantap makan malam, Prety mengalami pusing kepala dan mual-mual serta ingin muntah.

Dia juga masih tetap memaksakan diri mengikuti kegiatan belajar malam. Pada Jumat, sekitar pukul 08.00 WIT, korban mengalami sakit perut dan mual, kepala pusing disertai lemas. "Yang mengakibatkan penurunan kesadaran," kata Moyo.

Petugas Puskesmas Nania sudah mengirimkan sampel makanan ke laboratorium untuk menjalani pemeriksaan. Diharapkan, beberapa hari ke depan, dapat diketahui penyebab keracunan massal tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Maluku, Insun Sangadji mengatakan, pihaknya bergerak cepat menyikapi kasus keracunan massal pelajar dengan mengirimkan tenaga kesehatan ke SMA Negeri Siwalima. "Sampel makanan sementara diteliti di laboratorium sehingga kita menunggu hasil pemeriksaan Balai POM Ambon untuk mengetahui penyebabnya," ujarnya.

Anggota Komisi IV DPRD Maluku, Andi Munazwir menyatakan, pihaknya mengagendakan pemanggilan Disdikbud Maluku dan kepala sekolah untuk menanyakan persoalan ini. "Masalah keracunan massal pelajar SMA Siwalima Ambon ini sudah menjadi isu penting di komisi sehingga kami mengagendakan pemanggilan mereka pekan depan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement