Rabu 16 Nov 2022 07:17 WIB

ISIS Manfaatkan Aplikasi Kencan Tinder untuk Cari Dana

Anggota ISIS membuat akun palsu dan memanipulasi orang untuk kirim dana.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Friska Yolandha
Tinder
Foto: google play store
Tinder

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Kelompok teroris ISIS dilaporkan telah menggunakan aplikasi kencan populer, Tinder, untuk melakukan perekrutan anggota baru sekaligus mencari dana. Praktik tersebut terdeteksi terjadi di Afrika Selatan.

Kepala South African Banking Risk Information Center (SABRIC) Nischal Mewalall mengungkapkan kepada media Inggris, The Times, ISIS telah membuat profil palsu untuk memperdaya para pengguna Tinder di Afrika Selatan. “Anggota kelompok teroris membuat profil palsu dari aktor dan model yang tidak dikenal untuk memanipulasi pengguna agar mengirimi mereka uang,” kata Mewalall, dikutip Al Arabiya, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga

Uang yang dikirim para korban tersebut digunakan ISIS untuk mendanai operasi atau kegiatannya. Temuan SABRIC menegaskan kembali kekhawatiran Dewan Keamanan (DK) PBB dalam laporan Juli 2022. Dalam laporan itu, DK PBB menyebut ISIS menggunakan Afrika Selatan sebagai tempat berlindung yang aman untuk membangun kembali kelompoknya setelah terlibas di Suriah dan Irak.

DK PBB mengatakan, tim pemantaunya mendeteksi sejumlah transaksi lebih dari 1 juta dolar AS yang disalurkan melalui Afrika Selatan oleh pimpinan ISIS ke afiliasi di Afrika, termasuk anggota di Mozambik, Republik Demokratik Kongo, dan tempat lain di benua tersebut.

Terkait temuan SABRIC, perusahaan Tinder telah mengakui bahwa aplikasi tersebut telah digunakan oleh “persentase relatif kecil” dari orang-orang untuk kegiatan kriminal. Tinder telah mengimbau dan memperingatkan para penggunanya untuk mewaspadai individu yang meminta mereka uang. “Pada akhirnya, tidak seorang pun, apakah mereka bertemu di Tinder atau tidak, yang boleh mengirim uang kepada seseorang yang belum pernah mereka temui secara langsung. Selain itu, kami mendorong anggota kami untuk melaporkan setiap individu yang telah meminta informasi keuangan melalui alat pelaporan mandiri kami,” kata Tinder dalam pernyataan kebijakannya.

Awal bulan ini, Departemen Keuangan AS menjatuhkan sanksi kepada empat orang yang memberikan dukungan teknis, keuangan, atau material kepada sebuah sel di Afrika Selatan milik ISIS. Sanksi pun dijatuhkan kepada delapan perusahaan yang dimiliki, dikendalikan, atau diarahkan oleh individu-individu di sel ISIS ini.

“ISIS terus memperluas jaringan terorisnya di seluruh benua (Afrika), sebagaimana dibuktikan oleh laporan DK PBB Juli 2022 yang menyoroti pentingnya negara untuk transfer dana dari pimpinan ISIS ke afiliasi ISIS di seluruh Afrika. Departemen Keuangan tetap berkomitmen untuk mengungkap dan menghentikan pendanaan teroris di benua Afrika,” kata Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan pada 7 November lalu.

“Hari ini, Departemen Keuangan menargetkan individu-individu kunci dalam jaringan ISIS di Afrika Selatan, serta aset bisnis mereka, yang telah memainkan peran penting dalam memungkinkan terorisme dan kegiatan kriminal lainnya di wilayah tersebut,” ucap Wakil Sekretaris Departemen Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian E. Nelson, dalam pernyataannya saat itu.

Dia mengatakan, AS, sebagai bagian dari Global Coalition to Defeat ISIS, akan terus bermitra dengan Afrika Selatan untuk melawan kemampuan ISIS mengeksploitasi ekonomi negara guna mengumpulkan dan memindahkan dana untuk mendukung pertumbuhan afiliasi dan jaringan mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement