Selasa 15 Nov 2022 18:44 WIB

Kemendikbudristek Sebut Karakter Ideal Guru SD

Karakter ideal guru, yakni mandiri dan mampu memberikan dorongan kepada anak didik.

Karakter ideal yang harus dimiliki oleh guru SD, di antaranya mandiri, mampu memberikan dorongan dan arahan kepada anak didik, dan menguasai empat kompetensi utama.
Foto: republika/mardiah
Karakter ideal yang harus dimiliki oleh guru SD, di antaranya mandiri, mampu memberikan dorongan dan arahan kepada anak didik, dan menguasai empat kompetensi utama.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Koordinator Kelompok Kerja Transformasi Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nita Isaeni mengungkapkan ada beberapa karakter ideal yang harus dimiliki oleh guru sekolah dasar (SD). Nita mengatakan, salah satu karakter yang harus dimiliki guru adalah mandiri. 

Hal itu mengacu pada pesan Ki Hajar Dewantara yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah melahirkan insan merdeka, yaitu manusia yang hidupnya tidak bergantung kepada orang lain, bersandar pada kekuatannya sendiri, dan mampu menentukan masa depannya sendiri. "Untuk mewujudkannya, tentu ini sudah menjadi sebuah prasyarat bahwa sosok guru harus memiliki sikap yang mandiri, mampu menguasai diri, mampu mengatur diri sendiri, agar dapat mewujudkan siswa yang merdeka dan mandiri," kata Nita dalam Bincang Perpusdikbudristek: Profil Guru Sekolah Dasar Masa Depan yang digelar daring diikuti dari Jakarta, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga

Ia melanjutkan, guru juga harus mampu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya, baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat. Selain itu, kata dia, guru juga harus bisa memberikan dorongan dan arahan kepada anak didiknya, sesuai filosofi Tut Wuri Handayani.

"Tut Wuri dalam pandangan siswa artinya bebas, merdeka, sedangkan dalam sudut pandang guru adalah memberikan kelonggaran, kebebasan, kemerdekaan. Dengan demikian, kita harapan guru memiliki sikap terbuka, toleran, empati, sabar, welas asih," ujar Nita.

"Sementara Handayani, dari sisi siswa bermakna ketundukan sedangkan dari sisi guru bermakna membimbing. Dengan demikian, sosok guru yang diinginkan adalah memiliki perasaan empati dan sabar agar siswa tetap aman dan bebas dari bahaya baik fisik maupun mental," katanya.

Nita mengatakan guru juga harus memahami bahwa pendidikan berarti memelihara hidup tumbuh ke arah kemajuan. Sehingga, pendidikan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman.

"Pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan masa depan agar anak didik kita dapat hidup layak pada zamannya. Misalnya di era 4.0 ini, penggunaan kecerdasan buatan atau internet yang masif menjadi ciri utama, ini menunjukkan guru harus memiliki kompetensi yang mumpuni," katanya.

Selain itu, Nita mengatakan guru juga harus memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme, serta komitmen dan bertanggung jawab sebagai pembelajar sepanjang hayat, mampu berkolaborasi, dan tidak boleh diskriminatif. Ia mengatakan, guru juga harus menguasai empat kompetensi utama secara komprehensif yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional, sesuai dengan Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Dengan karakter-karakter tersebut, Nita mengatakan guru diharapkan mampu menyiapkan generasi emas mengingat Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2045. "Bagaimana menyiapkan SDM-nya agar menjadi bonus untuk dikembangkan menjadi modal pembangunan, bukan menjadi beban. Ini sangat tergantung bagaimana bapak ibu guru menyiapkannya dari sekarang, karena anak usia SD saat ini, di tahun 2045 akan mencapai usia produktifnya," kata Nita.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement