Selasa 15 Nov 2022 17:23 WIB

Mendikbudristek: Banyak Negara yang Ingin Contoh MBKM

Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (tengah)
Foto: ANTARA/Aditya Pradana Putra
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim (tengah)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Menidkbudristek), Nadiem Makarim, mengatakan, banyak negara yang terinspirasi untuk menyontoh program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Nadiem menyebutkan, hal itu dia ketahui setelah berdiskusi dengan menteri-menteri pendidikan dari berbagai belahan dunia.

“Tidak lagi Indonesia mengejar ketertinggalan. Nanti kita lihat hasilnya. Sekarang, untuk pertama kalinya Indonesia menjadi inovator pendidikan tinggi,” kata Nadiem saat membuka Festival Kampus Merdeka (FKM) di Bali, lewat keterangannya, Selasa (15/11/2022).

Baca Juga

Nadiem memaparkan berbagai capaian serta dampak program-program MBKM selama satu tahun terakhir. Ia juga mendorong pelaksanaan Kampus Merdeka Mandiri di seluruh perguruan tinggi di hadapan pimpinan perguruan tinggi, dosen, perusahaan dan organisasi mitra, praktisi, mentor, serta 400 mahasiswa.

“Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mencari pengalaman di dunia nyata. Terima kasih kepada para pemangku kepentingan yang saling bersinergi untuk menyukseskan pelaksanaan kebijakan Kampus Merdeka,” kata dia.

MBKM yang diluncurkan pada 2020 menjadi salah satu upaya Kemendikbudristek dalam mentransformasi pendidikan tinggi di Indonesia. Mahasiswa kini didukung penuh untuk menjalankan delapan jenis kegiatan belajar di luar kampus seperti membangun desa, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, penelitian, pertukaran pelajar, kampus mengajar atau asistensi mengajar, melakukan studi atau proyek independen, dan magang atau praktik kerja.

"Kampus Merdeka telah diikuti oleh lebih dari 420.000 mahasiswa baik melalui program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek maupun kampus. Perguruan tinggi harus lebih terlibat dalam meluncurkan program Kampus Merdeka Mandiri agar lebih banyak mahasiswa merasakan manfaat belajar di luar kampus," kata Nadiem.

Sebanyak 179.000 mahasiswa dari Sabang sampai Merauke telah mengikuti program yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek tersebut. Sementara itu, sebesar 250.985 mahasiswa telah mengikuti program Kampus Merdeka yang diselenggarakan oleh kampus.

Laporan evaluasi MBKM di tahun 2021 menunjukkan, mahasiswa peserta memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap program-program MBKM. Sebanyak 93,7 persen mahasiswa peserta program Kampus Mengajar merasa puas dengan pengalaman menjalankan program tersebut, dan 94,3 persen merasa bahwa program ini patut direkomendasikan.

Terdapat enam program Kampus Merdeka, yakni Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Indonesian International Student Mobility Awards (IISMA), Kampus Mengajar, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, Wirausaha Merdeka, dan Praktisi Mengajar. “MSIB membantu menjembatani kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi dengan kebutuhan industri, IISMA 2022 telah berjalan dengan melibatkan 1.600 mahasiswa sarjana dan vokasi. Selain itu, Kampus Mengajar juga membantu peningkatan literasi dan numerasi siswa SD dan SMP melalui kontribusi mahasiswa sebagai mitra guru di sekolah,” kata Nadiem.

Nadiem menyampaikan, program Pertukaran Mahasiswa Merdeka mengajak mahasiswa untuk belajar dan mengalami keragaman budaya di Indonesia. Sedangkan, Wirausaha Merdeka bekerja sama dengan perguruan tinggi dengan program wirausaha terbaik untuk melatih sekitar lebih dari 11.000 ribu mahasiswa dari sekitar 400 perguruan tinggi. Adapun Program Praktisi Mengajar menghadirkan lebih dari 5.000 praktisi ahli untuk ikut mengajar di kampus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement