Ahad 13 Nov 2022 13:54 WIB

G20 Harus Kontribusi pada UMKM

Sebanyak 40 juta pelaku usaha Indonesia adalah UMKM.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Produk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Produk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertemuan G20 harus berkontribusi pada pengembangan wirausaha dan UMKM. Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad mengatakan G20 memiliki peran sangat penting untuk membahas isu strategis dan bisa menjadi ajang pemulihan ekonomi dunia.

"G20 penting dalam membahas UMKM karena pertumbuhan ekonomi Indonesia akan membaik jika kondisi UMKM Indonesia juga membaik," katanya, pekan lalu.

Baca Juga

Sebanyak 40 juta pelaku usaha Indonesia adalah UMKM sehingga pemulihan ekonomi harus menekankan pemulihan UMKM.  Director of G20 Entrepreneurship Research Center, Gao Jian menyampaikan G20 berperan menciptakan kolaborasi.

Termasuk dengan institusi pendidikan terkait pendidikan dan pelatihan kewirausahaan untuk penguatan mindset kewirausahaan, sistem kurikulum pendidikan terkait kewirausahaan, pelatihan digitalisasi, hingga membangun platform untuk menyediakan akses informasi dan komunikasi untuk menciptakan koneksi antar wirausaha.

"G20 juga berperan dalam menekankan hak-hak serta perlindungan bagi para wirausaha," katanya.

Ketua UKM Center FEB Universitas Indonesia, Zahra K.N. Murad menambahkan, masalah dan tantangan bagi UMKM masih sangat banyak. Ini mencakup hambatan UMKM dalam mengadopsi teknologi, kapasitas SDM, regulasi perizinan, penerima manfaat yang tidak beragam, manajemen bisnis, akses pasar, hingga produk UMKM itu sendiri.

Menurutnya, hal mendasar yang masih belum tuntas adalah terkait definisi UMKM. Namun, tugas utama yang perlu dibenahi adalah terkait pola pikir masyarakat sebelum membahas bagaimana UMKM bisa masuk ke global value chain.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement