Senin 31 Oct 2022 15:15 WIB

Pustakawan Harus Beradaptasi Hadapi Gelombang Disruptif

Pustakawan dan perpustakaan perguruan tinggi didorong melakukan inovasi.

Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI), menggelar Konferensi Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) ke-1 tahun 2022 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Foto: Istimewa
Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI), menggelar Konferensi Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) ke-1 tahun 2022 di Lombok, Nusa Tenggara Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Profesi kepustakawanan ke depan akan menghadapi gelombang perubahaan (disruptif) yang menuntut setiap pustakawan harus beradaptasi. Pustakawan juga harus membuat inovasi untuk berperan dalam gelombang tersebut.  

Ketua Umum Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Pusat, Mariyah, mengatakan kemampuan melakukan inovasi dan adaptasi di era disruptif ini tidak muncul begitu saja. Sangat diperlukan kemauan untuk meningkatkan kompetensi baik secara invidual maupun secara kolegial. 

Peningkatan kompetensi dengan menumbuhkan konsep belajar secara berkelanjutan harus didukung juga dengan media pengembangan kompetensi pustakawan, seperti konferensi, seminar, training, workshop bahkan kesempatan melakukan studi banding. "Penulisan ilmiah atau kegiatan apapun yang memiliki fokus pada pengembangan kompetensi secara kontekstual dan up to date," ujar akademisi dari Universitas Indonesia ini saat membuka Konferensi Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (KPPTI) ke-1 tahun 2022 di Lombok.

Pustakawan dan perpustakaan perguruan tinggi sebagai lembaga didorong melakukan inovasi. Misalkan saja, penyediaan ruang belajar maya, virtual atau metaverse hingga meningkatkan profesionalitasnya.

Konferensi digelar bekerja sama dengan FPPTI Provinsi Nusa Tenggara Barat, Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram, dan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan UIN Mataram, Adi Fadli, mengatakan perpustakaan sebagai jantungnya perguruan tinggi harus menerapkan ICT (Information and Communication Technology) dalam pengelolaannya. 

Adapun Ketua Forum Rektor Indonesia 2022, Panut Mulyono, yang turut diundang sebagai keynote speaker menyampaikan pustakawan perguruan tinggi memiliki peran strategis mendukung lembaganya untuk melakukan berbagai inovasi dan perubahan.

Konferensi pertama yang diselenggarakan selama tiga hari ini dihadiri 138 pustakawan perguruan tinggi negeri dan swasta dari berbagai provinsi. Konferensi menyajikan berbagai kegiatan seperti MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara perguruan tinggi peserta KPPTI dengan Perpustakaan Nasional, seminar nasional, seminar internasional, dan beberapa workshop mengenai perpustakaan dan pustakawan perguruan tinggi. 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement