Jumat 21 Oct 2022 22:58 WIB

Label Trinity Optima Ekspansi Bisnis Layanan Konten Internet

Trinity Optima masuk bisnis OTT lewat produksi Trinity Production

Rep: Novita Intan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Peluncuran serial orisinal Trinity Productions dari MAXstream berjudul Journal of Terror: Afterlife. Perusahaan label rekaman dan manajemen artis, Trinity Optima Production berupaya membangun ekosistem hiburannya pada penghujung 2022. Kali ini, Trinity memutuskan masuk ke dalam bisnis layanan konten melalui jaringan internet (over the top/OTT).
Foto: AUDY ALWI/ANTARA
Peluncuran serial orisinal Trinity Productions dari MAXstream berjudul Journal of Terror: Afterlife. Perusahaan label rekaman dan manajemen artis, Trinity Optima Production berupaya membangun ekosistem hiburannya pada penghujung 2022. Kali ini, Trinity memutuskan masuk ke dalam bisnis layanan konten melalui jaringan internet (over the top/OTT).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan label rekaman dan manajemen artis, Trinity Optima Production berupaya membangun ekosistem hiburannya pada penghujung 2022. Kali ini, Trinity memutuskan masuk ke dalam bisnis layanan konten melalui jaringan internet (over the top/OTT). 

CEO Trinity Optima Production Yonathan Nugroho mengatakan keputusan TOP menjajaki bisnis OTT berangkat dari analisis mendalam. Data dari Clarity Research Indonesia mencatat, pelanggan konten berlangganan (subscription video on demand/SVOD) di Indonesia naik dari sekitar 200 ribu pada 2016 menjadi 11,5 juta tahun lalu.

Bagi TOP, data tersebut menunjukkan sinyal yang baik terhadap masa depan bisnis konten digital. Ditambah lagi, keberadaan iklan semakin bergeser dari TV atau media broadcast konvensional lain ke konten-konten yang diproduksi untuk OTT.

“Hal ini membuat kami yakin bahwa konten OTT bisa menghasilkan revenue stream baru dengan tambahan iklan yang masuk. Bedanya, standar penayangan iklan lebih dikurasi dan tidak memengaruhi jalan cerita maupun script. Konsumsi iklan dan permintaan format konten yang fresh adalah nilai tambah bagi OTT mata kami,“ ujarnya dalam keterangan tulis, Jumat (21/10/2022).

Berdasarkan riset The Trade Desk dan Kantar berjudul Future of TV Indonesia 2022, Indonesia juga dipandang sebagai pasar yang paling toleran terhadap iklan di Asia Tenggara. Tercatat sebanyak 50 juta penonton di Indonesia bergantung pada OTT berbasis iklan, sebesar 42 persen bersedia untuk menonton empat iklan atau lebih setiap jamnya demi mendapatkan konten gratis.

Riset tersebut juga memaparkan, tingkat kepekaan pada merek atau brand recall dari sebuah iklan pada platform OTT meningkat secara signifikan. Tercatat sebanyak 35 persen penonton OTT mampu mengingat merek yang diiklankan dibandingkan dengan tahun sebelumnya hanya 23 persen.

Dari sisi lain, melejitnya penggunaan platform OTT melalui peningkatan jumlah penonton VOD di Indonesia juga memiliki tantangan tersendiri bagi kreator. Menurut Asia Video Industry Association (AVIA), ongkos produksi original content semakin mahal. Selain itu, pencarian talenta andal tidaklah mudah.

Trinity Pictures pun lantas hadir memberikan solusi agar kreator film lokal agar bisa tetap berkarya. Salah satunya, perusahaan memberikan dukungan pendanaan, supervisi produksi, sampai promosi.

Terkait dengan hal tersebut, melalui anak usaha Trinity Pictures, TOP pun kembali mengumumkan peluncuran serial konten terbaru ‘Diary Putih Abu-Abu’. Yonathan optimistis, serial yang juga ditayangkan MAXStream tersebut akan mendapatkan sambutan yang baik dari penonton.

Yonathan mengaku terkesan dengan kinerja MAXStream. Saat ini, MAXstream punya delapan juta pengguna aktif bulanan dan 32 juta unduhan. Selain di Indonesia, platform OTT ini sukses merambah ke pasar negara di kawasan Asia, seperti Malaysia, Brunei, dan Thailand.

“Hal itu tentu semakin membuat kami bersemangat dan percaya diri untuk memproduksi konten audio visual, sebagai salah satu fondasi ekosistem entertainment yang sedang dibangun,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement