Sabtu 15 Oct 2022 22:21 WIB

Haedar: Mahasiswa Muhammadiyah Penting untuk Memiliki Almamater Pride

Dakwah Muhammadiyah yang dahulu ditentang, kini menjadi gerakan melembaga yang kuat

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si. ketika hadir pada Hari Bermuhammadiyah 3 dan meresmikan Masjid KH. M. Yunus Anis di Gedung Cendekia Center UMJ, Sabtu (15/10/2022).
Foto: istimewa
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si. ketika hadir pada Hari Bermuhammadiyah 3 dan meresmikan Masjid KH. M. Yunus Anis di Gedung Cendekia Center UMJ, Sabtu (15/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Mahasiswa Muhammadiyah harus memiliki rasa kebanggaan pada almamater atau Muhammadiyah Pride. Mahasiswa universitas Muhammadiyah patut berbangga karena menjadi bagian dari ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. "Kuliah di Muhammadiyah adalah pilihan membangun masa depan, bukan apa adanya," kata  Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Haedar Nashir, M.Si.

Hal itu disampaikan Haedar di hadapan civitas akademika UMJ dan 243 mahasiswa Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dari seluruh Indonesia. Menurutnya, Muhammadiyah sudah menjalani kehidupan berdakwah lebih dari 1 abad. Muhammadiyah mengajak orang untuk tu’minuna billah atau transendensi yakni dakwah mengembangkan misi tajdid.

Baca Juga

Dakwah Muhammadiyah yang dahulu menemui tantangan berupa tentangan dari masyarakat, kini tumbuh menjadi gerakan yang melembaga begitu kuat. “Tidak ada organisasi yang kuat sistem kelembagaannya dan menyebar luas kecuali Muhammadiyah,” kata Haedar ketika hadir pada Hari Bermuhammadiyah 3 dan meresmikan Masjid KH. M. Yunus Anis di Gedung Cendekia Center UMJ, Sabtu (15/10/2022).

Haedar menjelaskan Muhammadiyah menampilkan Islam sebagai diinul amal yakni  agama yang melahirkan perbuatan dan amaliyah nyata yang membawa kemajuan hidup. Amaliah yang bukan hanya bermanfaat bagi umat Islam tapi juga seluruh bangsa Indonesia tanpa memandang suku, agama, dan ras tertentu.

Haedar juga menandatangani prasasti peresmian masjid dan disaksikan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Abdul Mu’ti, M.Ed., Wakil Ketua MPR RI Dr. H. Muhammad Hidayat Nur Wahid, M.A., Sekretaris BPH UMJ, Prof. Agus Suradika, M.Pd., Direktur Trans Jakarta M. Yana Aditya, SE., Akt., MM., Rektor UMJ Dr. Ma’mun Murod., M.Si. beserta jajarannya, dan seluruh civitas akademika UMJ. 

Nama KH. M. Yunus Anis dipilih sebagai nama masjid diinisiasi  Rektor UMJ, Dr. Ma’mun Murod, M.Si. Yunus Anis merupakan tokoh Muhammadiyah yang pernah menjabat sebagai Ketua Umum periode 1959-1962. “Saya sangat senang hari ini, bisa duduk bersama merayakan Hari Bermuhammadiyah bersama orang-orang hebat. Dalam rangka peresmian masjid ini saya sangat berterima kasih kepada seluruh civitas yang hadir dan menyaksikan peresmian ini," jelas Ma'mun.

Haedar menjelaskan masjid memiliki banyak fungsi. Masjid sebagai tempat ibadah mahdhah yang memenuhi kebutuhan ruhaniah. Hubungan antara manusia dengan Tuhan yakni habluminallah akan selalu terjaga sebagai sumber kehidupan. Akhlak dan moral adalah hal utama yang dapat menjadi modal utama untuk membangun bangsa. Apabila masjid dapat difungsikan dengan baik maka akhlak dan moral yang terbentuk dalam diri masyarakat akan kuat, sehingga tidak ada lagi tindakan korup.

Rangkaian acara lainnya ialah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara UMJ dan PT Transportasi Jakarta. Lebih lanjut, penandatanganan dilakukan oleh Dr. Ma’mun Murod, M.Si. dan Saidu Solihin, S.E., M.M. (Direktur Keuangan dan Perencanaan Korporasi PT Transportasi Jakarta). Didampingi Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed. (Ketua BPH UMJ) dan Dr. Muhammad Hadi, M.Kep. (Wakil Rektor I UMJ). 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement