Jumat 07 Oct 2022 16:46 WIB

Kemenlu Sebut 34 WNI di Ukraina Terpantau Aman

34 WNI ini memilih untuk menetap di Ukraina ketika pemerintah RI melakukan evakuasi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Judha Nugraha.
Foto: Antara
Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemenlu, Judha Nugraha.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia (WNI) dan Badan Hukum Indonesia (PWNI dan BHI) Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha mencatat terdapat 34 WNI yang tinggal di Ukraina. Keberadaan mereka dikatakan terpantau aman menyusul adanya aneksasi wilayah Ukraina oleh Rusia.

Judha mengatakan, keputusan mereka menetap di Ukraina adalah pilihan para WNI untuk tetap tinggal bersama keluarga ketika pemerintah RI mengevakuasi WNI dari Ukraina beberapa bulan lalu.

Baca Juga

"Saat ini ada 34 WNI yang tinggal menetap di Ukraina termasuk staf KBRI Kiev. KBRI sendiri masih beroperasi penuh melakukan berbagai macam kegiatan termasuk perlindungan WNI," ujar Judha dalam press briefing secara daring, Jumat (7/9/2022).

Judha menjelaskan mayoritas WNI yang menetap di Ukraina adalah perempuan yang menikah dengan warga negara Ukraina. Mereka memilih untuk menetap bersama keluarganya.

Menurut catatan kementerian, ada sejumlah WNI yang tinggal di wilayah konflik. Pihak KBRI Kiev pun terus menjalin komunikasi dan memonitoring kondisi mereka yang masih berada di simpul-simpul konflik. "Saat ini kondisi mereka masih tetap aman. Kami tetap siaga untuk memberikan bantuan jika para WNI membutuhkan," kata Judha.

Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan referendum empat wilayah Ukraina. Putin pun berjanji menstabilkan situasi di empat wilayah Ukraina yang baru disahkan masuk ke wilayah Rusia.

Awal pekan ini, kedua majelis parlemen Rusia meratifikasi perjanjian yang menjadikan wilayah Donetsk, Luhansk, Kherson dan Zaporizhzhia bagian dari Rusia.  Langkah itu dilakukan saat perang Moskow di Ukraina telah memasuki fase baru yang lebih berbahaya.

Sementara itu, Ukraina terus melancarkan serangan balasan ke pasukan Rusia untuk merebut kembali wilayah yang diduduki. Dalam laporan terbaru, TASS melaporkan lima orang tewas dan banyak orang terluka dalam tembakan rudal Ukraina ke sebuah bus di Kherson yang dikuasai Rusia.

AS pun telah menambahkan bantuan militer tambahan ke Ukraina. Presiden AS Joe Biden berkomitmen untuk terus mendukung upaya Ukraina dalam menghadapi serangan Rusia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement