Jumat 07 Oct 2022 16:23 WIB

Pelajari Pengelolaan Food Waste, Delegasi G20 Kunjungi FOI Yogyakarta

Pengurangan food waste menjadi perhatian serius Indonesia dan negara-negara di dunia.

Rep: My43/ Red: Fernan Rahadi
Yuk Jangan Food Waste
Foto: Republika
Yuk Jangan Food Waste

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Foodbank of Indonesia (FOI) Yogyakarta menjadi salah satu tujuan field trip para peserta Regional Technical Workshop on Food Loss and Waste (FLW) G20 yang diadakan oleh Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian bekerja sama dengan Thunen Institute sebagai organisator isu food loss dan food waste dalam presidensi G20. Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari praktik pengelolaan potensi food waste yang telah dilakukan oleh Foodbank of Indonesia sebagai bank pangan di Yogyakarta. Dihadiri oleh peserta perwakilan dari sembilan negara ASEAN, field trip dilakukan dengan kunjungan ke gudang penyimpanan dan pemilahan makanan dan kunjungan kepada mitra penerima manfaat FOI, yaitu TK Negeri 3 dan Posyandu Sunthi untuk menyaksikan distribusi makanan kepada balita, anak-anak, dan lansia.

Pengurangan food waste menjadi perhatian serius Indonesia dan negara-negara di dunia sesuai komitmen dalam Sustainable Development Goals (SDGs) ke-12 poin ke-3. Negara- negara di dunia diharapkan dapat mengurangi 50 persen food waste per kapita di tingkat retail dan konsumen pada tahun 2030. Upaya pengurangan food waste telah sejalan dengan arahan Presiden RI, sebagai bentuk antisipasi menghadapi krisis pangan, krisis energi dan krisis keuangan yang melanda dunia internasional saat ini. Menurut kajian Bappenas, food loss and waste (FLW) di Indonesia pada tahun 2000-2019 berkisar 23-48 juta ton/tahun, setara dengan 115–184 kg/kapita/tahun. Hal tersebut berdampak pada kerugian ekonomi sebesar Rp 213-551 triliun per tahun. Potensi FLW tersebut dapat disalurkan untuk memberi makan 61-125 juta orang atau 29-47 persen populasi Indonesia.

Bank pangan sebagai lembaga masyarakat memiliki peran penting dalam menjembatani makanan berlebih yang berpotensi menjadi food waste untuk diberikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Dalam operasinya, bank pangan akan mengumpulkan, memilah, mengolah, dan mendistribusikan makanan berlebih kepada para penerima manfaat sehingga dapat menekan kemubaziran pangan sekaligus mengatasi kerawanan pangan. Foodbank of Indonesia (FOI) sebagai lembaga bank makanan bergerak di akar rumput, membantu lebih dari 40.422 anak-anak melalui 1.044 lembaga PAUD, SD, dan Posyandu. FOI juga bergerak menolong lansia, ibu hamil, ibu menyusui serta daerah yang tertimpa bencana. Pergerakan ini dilakukan FOI secara kolaboratif di 43 kota/kabupaten bersama dengan berbagai pihak, seperti JNE Express, yang turut membantu menjangkau lebih banyak penerima manfaat.

Foodbank of Indonesia di Yogyakarta merupakan salah satu bank pangan daerah yang telah beroperasi sejak tahun 2017 untuk menyelamatkan makanan berlebih bekerja sama dengan berbagai pihak. FOI menyampaikan bahwa bank pangan memiliki peran penting untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi. "Bank pangan yang dipelopori perempuan bisa menjadi solusi mengatasi kerawanan pangan dan gizi. FOI mendorong terbentuknya jaringan bank pangan hingga tingkat kecamatan yang menyimpan pangan lebihan industri dan keluarga serta dari sumber-sumber sekitar komunitas masyarakat. Sampah makanan bernilai 330 triliun yang kita hasilkan selama ini, dapat digunakan untuk mengatasi kerawanan pangan dan gizi melalui bank pangan di seluruh pelosok Indonesia," ujar Founder FOI, Hendro Utomo, dalam siaran pers, Jumat (7/10/2022).

Pihak swasta atau dunia bisnis juga berperan penting dalam upaya mengurangi kemubaziran pangan dan memerangi kelaparan. Sejak Tahun 2018, FOI berkolaborasi dengan PT Lion Super Indo sebagai perusahaan ritel dan JNE Express sebagai perusahaan yang bergerak dalam bidang pengiriman dan logistik dalam mengurangi kemubaziran pangan. Selama 32 tahun JNE hadir dengan semangat berbagi sesuai prinsip pendiri JNE, Alm. H. Soeprapto Soeparno yaitu Berbagi, Memberi, dan Menyantuni. Distribusi bantuan pangan ini merupakan bentuk komitmen JNE untuk terus memberikan pelayanan yang baik untuk masyarakat sehingga JNE akan selalu dapat menghantarkan kebahagiaan ke seluruh Indonesia, sesuai tagline “Connecting Happiness”. JNE telah membantu menyelamatkan dan mengantarkanmakanan kepada orang-orang yang mengalami kelaparan. 

"Sejak berkolaborasi dengan FOI selama 2018 hingga 2022, JNE telah berhasil menyelamatkan lebih dari 591 ton makanan berlebih di seluruh Indonesia. Sesuai tagline JNE Connecting Happiness, JNE berharap akan terus mengantarkan makanan berlebih dari retail untuk masyarakat yang membutuhkan, yaitu anak-anak dan lansia,” ujar Head of Media Relations JNE Express, Kurnia Nugraha.

Selama lebih dari empat tahun, PT Lion Super Indo telah mempraktikkan pencegahan kemubaziran pangan dengan mendonasikan makanan berlebih kepada FOI untuk mengurangi kelaparan dan menekan krisis iklim. Super Indo terus berkomitmen untuk mencapai bisnis berkelanjutan yang bertanggung jawab. 

"Sebagai jaringan supermarket nasional terkemuka di Indonesia, Super Indo berkomitmen untuk menjalankan kegiatan bisnis dan operasional dengan menerapkan prinsip berkelanjutan, salah satunya adalah bagaimana kami menangani sampah makanan yang timbul dari kegiatan operasional. Kerjasama Super Indo dengan Foodbank of Indonesia telah berjalan dari tahun 2018 dimana kami mendonasikan produk makanan berlebih di gerai yang masih layak dikonsumsi untuk kemudian dijadikan bahan pangan di dapur pangan Foodbank of Indonesia. Dari awal kolaborasi, kami telah berhasil menyelamatkan dan mendonasikan kurang lebih 632 ton. Tentunya kami tidak akan berhenti sampai di sini, kami akan berjalan bersama FOI untuk terus memberikan akses pangan yang baik dan layak bagi masyarakat yang membutuhkan," ujar Head of Sustainability Super Indo, Arya Kusumo.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement