Jumat 07 Oct 2022 16:03 WIB

Pasca-IKN, Jakarta Jadi Kota Startup Indonesia 

Jakarta Future City Hub sebagai ruang inovasi mempertemukan problem owner dan problem

jakarta future city hub, ruang inovasi atau platform, ruang mempertemukan problem owner dan problem solver, pasca-ikn, jakarta kota startup indonesia,
Foto: Istimewa
jakarta future city hub, ruang inovasi atau platform, ruang mempertemukan problem owner dan problem solver, pasca-ikn, jakarta kota startup indonesia,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah nanti tidak lagi menjadi ibukota, Jakarta tetap akan menjadi kota penting dari sisi teknologi informasi komunikasi (TIK) yakni menjadi kota startup Indonesia. 

Demikian prediksi Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Jakarta Smart City (JSC) Yudhistira Nugraha dalam "Deklarasi Kerja Sama di Jakarta Future City Hub" di Gedung Jakarta Box Tower (JB Tower), Gambir, Jakarta Pusat. 

Menurut dia, Jakarta memiliki modal mumpuni menjadi kota startup unggulan ke depannya. Sebab, seluruh sarana prasarana terkait, telah dimilikinya. 

"Jakarta memiliki pemerintah, masyarakat, ekosistem, dan infrastruktur digital yang sudah siap untuk menjadi kota startup di Indonesia setelah nanti ibukota pindah ke IKN," kata dia dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Jumat (7/10/2022). 

 

Apalagi, sambung dia, kolaborasi antar elemen juga makin difasilitasi seperti kehadiran Jakarta Future City Hub tersebut. Pada ruangan coworking serta ruang aula tersebut, problem owner seperti Pemprov DKI akan bertemu dengan startup sebagai problem solver. 

Keberadaan sarana di lantai 23 JB Tower tersebut juga akan memadukan hulu dan hilir dari sisi kepentingan startup. Hulu karena akan terlihat realitas masalah sebuah kota, sehingga sebuah startup selalu sesuai kebutuhan masyarakat.  

"Hilirnya adalah startup yang sudah tumbuh akan disambungkan ke investor di Jakarta Future City Hub ini. Singkatnya, Jakarta tetap menarik, akan makin menjadi markas startup di Indonesia seperti sekarang," katanya. 

Di tempat yang sama Gubernur Anies Baswedan menuturkan, Jakarta Smart City mempunyai peran yang sangat penting dalam membangun ‘sistem saraf’ di Jakarta. Semua ini, diharapkan bisa diteruskan dan proses yang terjadi di Jakarta Future City Hub harus betul-betul menjadi tempat bertemunya ide dan gagasan.

“Ini harus jadi tempat bertemunya mereka yang punya terobosan. Sehingga menjadi sebuah ekosistem yang hebat,” ucapnya.

Menurut Anies, prestasi yang selama ini diraih menggambarkan jika Jakarta Smart City bekerja dengan sistematik, serius dan tuntas. Prestasi ini di kemudian hari diharapkan tidak hanya dalam bentuk penghargaan, tapi tumbuhnya ekosistem digital yang hebat di kota Jakarta.

“Di Jakarta pendekatannya kolaborasi. Buat semua yang jadi co-creator dan kolaborator harus dijaga terus supaya kolaborasi itu bukan hanya statement, tapi yang terus muncul dalam kenyataan,” urai Anies. 

Deklarasi sendiri dilakukan antara Kepala BLUD JSC Yudhistira Nugraha; Koordinator Gerakan Nasional 1000 Startup Digital; Sonny Sudaryana; Ketua Tim Business Matchmaking Ditjen Aptika  Kemenkominfo dan Smart Change Project, Luat Sihombing. Turut menyaksikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) sekaligus Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik (Kominfotik) DKI Jakarta, Atika Nur Rahmania. 

Deklarasi ini menjadi langkah awal kolaborasi mengatasi tantangan sekaligus menawarkan solusi keberkelanjutan kota di masa depan. Sekaligus untuk menginformasikan tentang keberadaan tempat ini dan apa saja potensi-potensi yang bisa dikerjasamakan melalui deklarasi ini. "Kita juga mencoba mengidentifikasi kira-kira stakeholders dan kegiatan-kegiatan apa saja yang akan dikolaborasikan di Jakarta Future City Hub,” ungkapnya. 

Yudhistira melanjutkan, Jakarta Future City Hub sebagai ruang inovasi atau platform untuk mempertemukan problem owner dan problem solver. Hal ini merupakan salah satu implementasi Smart City 4.0, pemerintah sebagai kolaborator dan masyarakat sebagai co-creator.

“Bagaimana kita mendorong industri maupun startup bisa menjadi co-creator untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan masalah dan memahami kebutuhan masyarakat,” ucapnya.

Koordinator Gerakan 1000 Startup Digital Sonny Hendra Sudaryana mengatakan, magnet startup asal Indonesia, yang saat ini umumnya berbasis di Jakarta, amat vital tak hanya di tanah air tapi juga regional. 

"Tidak akan ada startup skala unicorn, decacorn di Asia Tenggara jika tidak ada startup asal Indonesia.  Sebab, kita ini melayani pengguna internet Indonesia 200 juta lebih, tak ada pasar sebesar negara kita," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement