Kamis 06 Oct 2022 21:25 WIB

Didesak Percepat Pemilu, PM Malaysia Temui Raja

PM Malaysia menghadapi banyak tekanan untuk mengadakan pemilu lebih awal

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Esthi Maharani
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengadapi banyak tekanan agar meminta persetujuan raja untuk mengadakan pemilu lebih awal.
Foto: AP Photo/Eugene Hoshiko
Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob mengadapi banyak tekanan agar meminta persetujuan raja untuk mengadakan pemilu lebih awal.

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yaakob akan bertemu dengan Raja Malaysia Raja Al-Sultan Abdullah Ri'ayatuddin Al-Mustafa Billah Shah pada Kamis (6/10/2022). Pertemuan ini terjadi ketika ia mengadapi banyak tekanan untuk meminta persetujuan raja untuk mengadakan pemilu lebih awal.

Pemilihan umum tidak akan dilakukan hingga September 2023. Namun Ismail berada di bawah tekanan sejumlah fraksi dari koalisi yang berkuasa untuk menggelar pemungutan suara lebih awal guna mandat yang lebih kuat dan karena adanya pertikaian.

Ismail dijadwalkan bertemu Raja Malaysia untuk audiensi rutin tiap pekan. "Itu hanya pertemuan rutin yang biasa dilakukan PM dengan raja sebelum rapat kabinet," kata juru bicara perdana menteri.

Juru bicara tidak berkomentar apakah Ismail akan mengupayakan pembubaran parlemen atau tidak. Pekan lalu, partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO) Ismail mengatakan perdana menteri akan meminta persetujuan Raja Al-Sultan Abdullah untuk membubarkan parlemen tahun ini.

Pembubaran parlemen ini mengarah pada spekulasi bahwa Ismail dapat menyerukan hari pemilihan. Malaysia adalah monarki konstitusional dan raja biasanya bertindak atas saran perdana menteri. Kendati begitu, raja memang memiliki kekuasaan diskresi tertentu, termasuk menahan persetujuan untuk pembubaran parlemen.

Ada seruan dari masyarakat, oposisi dan bahkan beberapa anggota parlemen partai yang berkuasa untuk menunda pemilihan pada akhir tahun karena hujan musiman dan banjir. Malaysia dilanda hujan lebat yang luar biasa akhir tahun lalu dan banjir yang menyebabkan kerusakan sekitar 6 miliar ringgit (1,30 miliar dolar AS). Raja sempat mengunjungi Pusat Prakiraan dan Peringatan Banjir Nasional pada Kamis pagi ini. Ia diinformasikan tentang kondisi cuaca dan persiapan banjir oleh berbagai lembaga pemerintah

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement