Kamis 06 Oct 2022 16:13 WIB

PLN Jatim Bangun 16 PLTS di Wilayah Kepulauan Madura

Potensi pelanggan di 16 wilayah tersebut sebanyak 8.434 pelanggan.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Yusuf Assidiq
Teknisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melakukan perawatan rutin.
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Teknisi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) melakukan perawatan rutin.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- General Manager PLN UID Jawa Timur, Lasiran dan Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika, Jonner MP Pardosi menandatangani kerja sama pembangunan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) off grid di wilayah kepulauan. Pembangunan PLTS rencananya tersebar di 16 pulau di Jawa Timur.

Di antaranya di Pulau Bulumanuk, Bunginnyarat, Gili Labak, Karamian, Pajangan, Sadulang Kecil, Sapapan, Saredeng Besar, Saredeng Kecil, Saseel, Saur, Sepangkur Kecil, Talango Air, Talango Tengah, Kalosot, dan Sitabok. Pembangunan 16 PLTS tersebut dapat menghasilkan total daya sebesar 975 KWp.

"Keseluruhan pulau ini berada di Kabupaten Sumenep, Madura. Memang sudah menjadi fokus kami untuk mempercepat elektrifikasi di kepulauan pascapandemi Covid-19, karena sebelumnya terkendala saat pandemi. Potensi pelanggan di 16 wilayah tersebut sebanyak 8.434 pelanggan," kata Lasiran, Rabu (6/10/2022).

Lasiran menjelaskan, secara bertahap pembangunan jaringan listrik total 52.473 kms akan dimulai pada 2024 setelah proyek pembangunan PLTS selesai pada 2023. Untuk biaya investasi yang dikeluarkan sekitar Rp 3,4 miliar.

Diharapkan proses pembangunan PLTS off grid maupun jaringan listrik berjalan lancar tanpa kendala berarti. "Semoga selesai sesuai rencana. Memang ada yang tahun ini, ada yang tahun depan sehingga masyarakat yang berada di kepulauan bisa segera menikmati listrik dan mampu meningkatkan taraf hidup di sana," ujar dia.

Direktur Utama PT Rekadaya Elektrika, Jonner MP Pardosi mengungkapkan, penandatangan kontrak pembangunan PLTS ini merupakan implementasi dari peran aktif PT Rekadaya Elektrika terhadap rencana pemerintah untuk meningkatkan peran energi baru terbarukan dalam bauran energi nasional.

Di mana tergetnya mencapai 23 persen pad 2025. "PT Rekadaya Elektrika sebagai satu-satunya EPC di PLN grup siap untuk menyelesaikan amanah yang diberikan dan berkomitmen untuk menyelesaikan project tepat waktu. Sehingga semakin banyak pulau-pulau terisolasi dan terpencil yang memperoleh listrik melalui pembangkit berbasis EBT," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement