Selasa 04 Oct 2022 07:28 WIB

Kemensos Berikan Layanan Psikososial Bagi Keluarga Korban Kanjuruhan

Sejauh ini Kemensos telah tuntas menyalurkan santunan bagi 125 ahli waris Kanjuruhan.

Menko PMK Muhadjir Effendi (Kanan) bersama Mensos Tri Rismaharini menyapa warga saat penyerahan bansos di Kantor Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Mensos Tri Rismaharini bersama Menko PMK Muhadjir Effendi dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyampaikan belasungkawa sekaligus menyerahkan secara langsung bansos berupa uang tunai dan sembako kepada sejumlah keluarga korban tragedi Kanjuruhan di wilayah tersebut.
Foto: ANTARA/Irfan Anshori
Menko PMK Muhadjir Effendi (Kanan) bersama Mensos Tri Rismaharini menyapa warga saat penyerahan bansos di Kantor Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Mensos Tri Rismaharini bersama Menko PMK Muhadjir Effendi dan Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menyampaikan belasungkawa sekaligus menyerahkan secara langsung bansos berupa uang tunai dan sembako kepada sejumlah keluarga korban tragedi Kanjuruhan di wilayah tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial memberikan layanan dukungan psikososial untuk keluarga korban tragedi Kanjuruhan yang menewaskan seratusan orang di Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

"Ya, kami sudah berjalan untuk melakukan pendampingan. Staf saya sudah turun ke lapangan. Kami sedang dampingi keluarga korban di rumah mereka masing-masing," ujar Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Baca Juga

Risma menyebutkan dalam satu hari pihaknya telah tuntas menyalurkan santunan bagi 125 ahli waris tragedi Kanjuruhan di Kota dan Kabupaten Malang. Penyaluran santunan dipusatkan di tujuh kecamatan dengan menghadirkan ahli waris atau saudara yang mewakili. Di Kota Malang, Mensos menemui ahli waris di Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Klojen.

Di Kabupaten Malang, Mensos menemui ahli waris di Kecamatan Singosari, Gondang Legi, Sumberpucung, Kepanjen dan Tajinan. Masing-masing ahli waris menerima santunan sebesar Rp 15 juta per korban dan paket sembako. Mensos mengatakan bahwa santunan ini bentuk perhatian pemerintah terhadap keluarga yang ditinggalkan.

 

"Santunan ini bukan mengganti (yang meninggal), tetapi bukti perhatian kami kepada bapak/ibu sekalian dari pemerintah," ujar dia.

Mensos juga menghaturkan belasungkawa kepada para ahli waris. "Kami haturkan belasungkawa untuk Bapak/Ibu sekalian. Kami berharap panjenengan dan keluarga tidak larut dalam kesedihan. Kita makhluk yang beriman, bahwa Allah memang sudah meminta kembali titipan-Nya. Apapun kehendak Allah kita nggak bisa cegah," kata dia.

Suasana haru saat penyerahan bantuan terlihat dari anak dan ibunya yang menjadi ahli waris. Ia berulang-ulang mengucapkan rasa terima kasih atas perhatian Kementerian Sosial yang memperhatikan pendidikannya dan adiknya.

"Saya berterima kasih banyak kepada Kementerian Sosial karena sudah membantu keluarga saya. Mulanya saya enggak tahu kedepannya harus seperti apa. Tapi dengan adanya bantuan ini saya sangat berterima kasih sudah membantu saya dan adik saya," kata Silvia Ariel Oktaviani, anak dari Almarhum Iwan Junaedi yang menjadi salah satu korban meninggal dunia pada tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.

Silvi berharap ke depan dirinya dan keluarga bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah untuk kelanjutan hidupnya, karena ia tidak ingin bergantung pada bantuan sosial. "Keluarga saya perlu motivasi agar tidak bergantung pada bantuan sosial, kami ingin bisa usaha sendiri," ujar dia berharap..

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement