Kamis 29 Sep 2022 15:37 WIB

'Tim Bayangan' Nadiem Dinilai Rendahkan SDM Kemendikbudristek

Komisi X sudah lama merekomendasi Kemendikbudristek membuat peta jalan pendidikan.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Fernan Rahadi
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, saat berbicara di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan (LP) Ma
Foto: istimewa/doc humas
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim, saat berbicara di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Pendidikan (LP) Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Abdul Fikri Faqih, menilai, apa yang disampaikan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, tentang "tim bayangan"-nya merendahkan sumber daya manusia (SDM) Kemendikbudristek. Menurut dia, frasa atau terminologi "tim bayangan" yang dia sebut-sebut dalam forum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sangatlah berlebihan.

“Frasa atau istilah shadow organization dalam penjelasan Nadiem di forum tersebut sangat berlebihan dan merendahkan SDM yang ada di Kemendikbudristek," ujar Fikri dalam keterangan pers, Kamis (29/9/2022).

Anggota DPR RI daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah IX itu menilai, secara internal Kemendikbudristek, dalam hal ini inspektorat, perlu mengaudit sejauh mana sistem kerja dan peran "tim bayangan" tersebut. Terutama dalam penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran. Sebab, dalam statement Nadiem, ketua "tim bayangan" itu setara dengan direktur jenderal (dirjen).

"Dalam konteks akselerasi transformasi teknologi dalam dunia pendidikan, Komisi X dalam posisi selalu mendukung. Hanya saja perlu roadmap yang jelas karena kebijakan pendidikan menyangkut masa depan bangsa, penggunaan teknologi adalah tools daya dukungnya," jelas Fikri.

Bahkan, kata Fikri, Komisi X sudah lama merekomendasi Kemendikbudristek untuk membuat peta jalan pendidikan, yang sampai saat ini belum juga ada. Menurut dia, jika Nadiem merasa percaya diri dengan apa yang dipaparkan di forum internasional tersebut, maka mulailah membuka diri untuk berdialog dan berkomunikasi langsung dengan berbagai elemen pemangku kepentingan pendidikan yang ada di dalam negeri.

Mendikbudristek telah mengaku salah dalam penggunaan istilah organisasi bayangan. Menurut Nadiem, tim tersebut sejatinya merupakan vendor yang dapat digunakan layananannya oleh para dirjen Kemendikbudristek. "Mungkin ada sedikit saya kesalahan dalam menggunakan kata shadow organization. Yang saya maksud itu sebenarnya organisasi ini adalah mirroring terhadap kementerian kami," jelas Nadiem saat rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Lebih lanjut Nadiem menerangkan, maksud dari mirroring itu adalah setiap dirjen dapat menggunakan tim tersebut untuk membantu mengimplentasikan kebijakannya melalui platform teknologi. Menurut dia, hal itulah yang dipuji oleh berbagai macam negara saat dia memberikan penjelasan dalam rangkaian United Nations Transforming Education Summit di markas besar PBB.

"Bukan bahwa kita meluncurkan produk, inovasi yang sangat dihormati negara lain adalah cara birokrasi kami, cara ASN-ASN hebat dalam Kemendikbudristek tidak memperlakukan mereka sebagai vendor, walaupun secara kontraktual sudah jelas mereka vendor," jelas Nadiem.

Dia menjelaskan, tim tersebut berada di bawah naungan perusahaan Telkom Indonesia, yakni Govtech Edu. Tim tersebut secara teknis adalah vendor yang bekerja sama dengan Kemendikbudristek untuk membangun platform teknologi untuk menunjang percepatan kebijakan-kebijakan yang diluncurkan masing-masing ditjen.

"Karena inovasi budaya dalam Kemendikbudristek, yang walaupun mereka vendor, mereka tidak diperlakukan sebagai vendor. Walaupun semua keputusan ada di dalam Kemendikbudristek, baik dirjen maupun direktur, melihat bekerja sama dengan mereka, dengan filsafat kemitraan, dengan filsafat gotong royong," terang dia.

Sebelumnya, Mendikbudristek mengungkapkan adanya tim berisi 400 orang di luar kementerian yang turut mendesain produk-produk Kemendikbudristek. Setiap manajer produk dan ketua tim dari tim tersebut memiliki posisi yang hampir setara dengan dirjen di Kemendikbudristek.

"Kami sekarang memiliki 400 orang product manager, software engineer, dan data scientist yang bekerja sebagai tim yang melekat untuk kementerian," ujar Nadiem dalam cuplikan video yang diunggah di akun Instagramnya @nadiemmakarim, dikutip Rabu (21/9/2022).

Dalam video itu Nadiem menyatakan, tim yang beranggotakan 400 orang itu bukanlah vendor untuk kementerian. Bahkan, setiap manajer produk dan ketua tim dalam tim tersebut memiliki posisi yang hampir setara dengan dirjen yang ada di Kemendikbudristek. Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk Kemendikbudristek.

"Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal yang beberapa di antaranya hadir di sini. Mereka diposisikan sebagai rekan bertukar pikiran dalam mendesain produk kami," kata Nadiem.

Lebih lanjut dia menjelaskan tentang cara kerja tim tersebut, yakni pertama pihak Kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka. Lalu tim tersebut akan melakukan survei dan memvalidasi apa yang hendak dikerjakan ke lapangan.

"Jadi kementerian akan menyampaikan arahan kepada mereka dan tim produk akan mengatakan, 'Sebentar, kami akan cek dulu ke para guru dan melakukan survei untuk memvalidasi yang kami kerjakan'," kata Nadiem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement