Jumat 30 Sep 2022 00:05 WIB

Jokowi: Pemulihan Ekonomi Indonesia Relatif Masih Kuat

Realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.764 triliun, tumbuh 49 persen yoy.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Agus Yulianto
Presiden Jokowi
Foto: Setpres
Presiden Jokowi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menilai, pemulihan ekonomi Indonesia relatif masih kuat meskipun ketidakpastian global masih terjadi. Hal itu terlihat dari berbagai indikator seperti realisasi pendapatan negara yang didorong oleh tumbuhnya pendapatan pajak, angka optimisme konsumen, hingga indeks manufaktur.

Hal tersebut disampaikan Jokowi di acara United Overseas Bank (UOB) Economic Outlook 2023 yang digelar di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (29/9).

"Kita lihat realisasi pendapatan negara mencapai Rp 1.764 (triliun), ini tumbuh 49 persen year on year (yoy). Kemudian ini yang para pembayar pajak saya ingin mengucapkan terima kasih karena penerimaan pajak sampai sekarang mencapai Rp 1.171 triliun, tumbuh 58 persen. Artinya, pembayar pajak masih ada dan justru tumbuh 58 persen," ujar Jokowi.

Pendapatan negara juga didorong penerimaan bea cukai sebesar Rp 206 triliun, tumbuh 30,5 persen. Selain itu, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga tumbuh 38,9 persen menjadi sebesar Rp 386 triliun.

"Artinya, masyarakat masih konsisten dan memiliki kemampuan dalam hal tadi yang saya sampaikan," tambah dia.

Selain itu, Jokowi mengatakan, optimisme konsumen masih berada pada angka yang tinggi. Hal itu bisa dilihat dari Indeks Kepercayaan Konsumen yang mencapai 124,7, naik dari angka pada Juli yaitu 123.

Kemudian juga yang berkaitan dengan perbankan, kredit tumbuh 10,7 persen. "Ini juga menurut saya cukup tinggi. Neraca dagang kita juga surplus 28 bulan berturut-turut yang pada bulan kemarin neraca kita surplus 5,7 miliar dolar AS. Ini gede banget loh angka ini surplusnya," kata Jokowi.

Indikator lainnya yaitu Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Indonesia yang terus menguat dan berada pada angka 51,7 per Agustus 2022, di atas rata-rata global. Dari berbagai indikator tersebut, Jokowi pun memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2022 bisa berada di atas pertumbuhan kuartal II yang mencapai 5,44 persen.

"Saya hanya ingin menumbuhkan optimisme, jangan pesimistis. Memang yang kita hadapi ini bukan barang gampang, bukan barang yang mudah, tetapi kita tetap harus optimistis. Kuartal II 5,44 persen, kuartal III perkiraan saya ekonomi akan tumbuh di kuartal III ini 5,4 sampai 6 persen," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement