Kamis 29 Sep 2022 13:31 WIB

Uskup Belo Dituduh Lakukan Pelecehan Seksual Anak di Bawah Umur

Uskup Ximenes Belo berada di bawah pembatasan perjalanan yang diberlakukan Vatikan. 

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Agus Yulianto
Mantan uskup agung Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo ketika menerima Nobel Perdamaian bersama politikus Timor Jose Ramos Horta pada 1996.
Foto: DPA Picture Alliance
Mantan uskup agung Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo ketika menerima Nobel Perdamaian bersama politikus Timor Jose Ramos Horta pada 1996.

REPUBLIKA.CO.ID, DILI -- Mantan Uskup Agung Dili, Carlos Filipe Ximenes Belo, telah dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur. Pria yang akrab disapa Uskup Belo pernah mendapat Hadiah Nobel Perdamaian bersama José Ramos-Horta pada tahun 1996.

Tuduhan tersebut pertama kali diterbitkan oleh surat kabar Belanda De Groene Amsterdammer yang mencatat kesaksian dari para korban dan berbicara kepada lusinan orang yang mengklaim bahwa mereka tahu tentang kasus atau secara pribadi mengenal para korban.

Salah seorang korban sekarang berusia 42 tahun mengatakan, uskup pernah meminta tindakan seksual dengan imbalan uang ketika dia masih remaja. Dengan nama samaran Paulo--dia mengaku, didekati oleh uskup pada akhir misa ketika baru berusia 15 atau 16 tahun. Kemudian, dia diundang untuk datang ke kediaman uskup.

Setelah memenuhi undangan itu, pada malamnya, uskup disebut mencopoti pakaiannya, membelai dia, dan melakukan seks oral dengan imbalan hadiah uang. Menurut para saksi, kasus penganiayaan pertama terjadi pada tahun 1980-an, sebelum Ximenes Belo diangkat menjadi uskup agung Dili, ibu kota Timor Timur.

 

Sebagai seorang uskup, Ximenes Belo dikenal sebagai sosok yang vokal dalam membela hak dan kebebasan sebagian besar orang Timor Timur Katolik selama beberapa dekade, mulai dari tahun 1975-1999. Ratusan ribu orang Timor-Leste meninggal selama pendudukan dan pelanggaran HAM berat dilakukan.

Dilansir The Tablet, Kamis (29/9/2022), uskup Belo dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian pada tahun 1996 bersama dengan politisi Timor yang saat itu diasingkan Ramos Horta yang menarik banyak perhatian internasional untuk masalah Timor. Menurut De Groene Amsterdammer, tuduhan pertama kali muncul pada tahun 2002 setelah Timor Timur memperoleh kemerdekaan, tetapi tidak dipublikasikan.

Uskup agung mengundurkan diri pada bulan November tahun itu karena alasan kesehatan dan pindah ke Portugal saat dia terus tinggal bersama Salesian, ordo religius yang ia ikuti sebelum diangkat menjadi uskup. Saat ditanya oleh media Portugal, Salesian menolak berkomentar.

Tuduhan tentang kejahatan masa lalu uskup, dikatakan telah dilakukan terhadap remaja laki-laki yang sering rentan, termasuk para seminaris dan telah beredar di kalangan Gereja di Portugal selama bertahun-tahun tetapi tidak pernah terdengar sampai ke media. Menurut De Groene Amsterdammer, Uskup Ximenes Belo berada di bawah pembatasan perjalanan yang diberlakukan Vatikan dan tidak dapat kembali ke Timor Timur tanpa izin. 

 

 

sumber:

https://www.thetablet.co.uk/news/15921/nobel-peace-prize-bishop-accused-of-sexual-abuse

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement