Rabu 28 Sep 2022 13:33 WIB

Cetak Sejarah, Erick Luncurkan Laporan Konsolidasi BUMN untuk Pertama Kali

Kementerian BUMN bekerja keras membangun infrastruktur tata kelola yang baik.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Gita Amanda
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury (kanan), dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kiri) dalam konferensi pers kinerja portofolio BUMN 2021 di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (28/9).
Foto: Kementerian BUMN
Menteri BUMN Erick Thohir (tengah), Wakil Menteri BUMN Pahala Nugraha Mansury (kanan), dan Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (kiri) dalam konferensi pers kinerja portofolio BUMN 2021 di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (28/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, meski kinerja BUMN sudah banyak berubah tetapi masih banyak masyarakat yang berasumsi perusahan pelat merah dikelola dengan cara jadul yakni serampangan dan menjadi sapi perah banyak kepentingan.

Tanpa banyak berargumentasi, Erick sampaikan, Kementerian BUMN bekerja keras membangun infrastruktur tata kelola yang baik, transparan, dan menunjukkan prestasi capaian BUMN dalam angka-angka yang menunjukkan pertumbuhan signifikan. Capaian ini dilakukan BUMN di tengah situasi global yang masih banyak tantangan, setelah pulih dari pandemi, dunia dihadapkan pada konflik geopolitik dan selanjutnya ancaman resesi.

"Meski dikelilingi situasi yang penuh ketidakpastian dan tantangan, Kementerian teguh pada agenda transformasi dalam Peta Jalan BUMN 2020-2024," ujar Erick pada peluncuran laporan tahunan konsolidasi Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (28/9/2022).

Erick menyebut laporan tahunan konsolidasian Kementerian BUMN ini kali pertama dikeluarkan Kementerian BUMN sebagai usaha untuk meningkatkan transparansi dan bentuk pertanggungjawaban pengelolaan BUMN kepada publik.

Layaknya laporan tahunan korporasi, ucap Erick, Kementerian BUMN berupaya profesional, transparan dan akuntabel dalam mengelola BUMN yang merupakan aset bangsa Indonesia yang material.

"Oleh sebab itu, laporan tahunan ini juga menerapkan standar laporan keuangan yang sejalan dengan standar akuntansi umum perusahaan dan dalam proses penyiapannya, sudah dilakukan audit terbatas untuk menjaga integritas angka-angka yang material," lanjut Erick.

Erick menjelaskan, Kementerian BUMN telah melakukan transformasi melalui empat inisiatif program, yaitu transformasi penyehatan dan penyelamatan BUMN strategis (termasuk restrukturisasi Garuda, Waskita, Jiwasraya dan PTPN); transformasi atas struktur Portofolio BUMN, melalui pembentukan klaster dan penajaman masing-masing klaster dengan pembentukan holding BUMN; transformasi tata kelola dan manajemen risiko yang menyeluruh baik pada tingkat kementerian maupun pada tingkat BUMN dan peningkatan kualitas SDM BUMN yang lebih inklusif; dan penciptaan terobosan-terobosan model bisnis dan inovasi baru termasuk pembentukan Holding Ultra Mikro (antara BRI, Pegadaian dan PNM), Business model Innovation and Technology Leadership).

"Transformasi yang kita lakukan, terbukti mampu mendongkrak kinerja BUMN dan itu tercermin dari angka-angka yang bisa dijadikan indikator, mulai dari laba, margin EBITDA, peningkatan penjualan hingga penurunan rasio utang pendanaan terhadap total investasi tertanam sebagai hasil inisiatif restrukturisasi yang kami lakukan," sambung Erick.

Dari laporan laba rugi konsolidasi Portofolio BUMN, ucap Erick, dapat dilihat kinerja perekonomian secara keseluruhan. Pendapatan konsolidasi pada 2021 meningkat menjadi Rp 2,292,5 triliun atau tumbuh 18,8 persen dibandingkan 2020. Hal ini didorong oleh pertumbuhan harga komoditas global, peningkatan penjualan akibat peningkatan aktivitas penanggulangan Covid-19 dan pertumbuhan volume penjualan akibat pemulihan sebagian kegiatan ekonomi di beberapa klaster.

Sementara margin Ebitda-sebagai indikasi efisiensi operasional- mengalami peningkatan menjadi 20,4 persen pada 2021, terutama disebabkan perbaikan efisiensi pada beban operasional tidak langsung. Adapun restrukturisasi utang dan penurunan tingkat bunga pinjaman pada 2021 mengakibatkan penurunan beban bunga konsolidasi dari semula Rp 91,5 triliun di 2020 menjadi Rp 73,5 triliun di 2021.

Mantan presiden Inter Milan tersebut mengatakan pertumbuhan penjualan, perbaikan margin operasi, penurunan beban bunga akibat restrukturisasi dan penurunan kerugian kurs, pada akhirnya memberikan kontribusi positif yang mengakibatkan laba bersih 2021 meningkat menjadi Rp 124,7 triliun atau naik 838,2 persen dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 13,3 triliun.

Erick juga menambahkan, salah satu efisiensi yang dilakukan dan memberikan dampak signifikan adalah pembentukan klaster BUMN. Per 31 Desember 2021 jumlah BUMN turun dari 108 entitas menjadi 92 entitas sesuai tanggal konsolidasi laporan keuangan holding. Dari jumlah ini, 7 BUMN telah diproses untuk likuidasi sedangkan sisanya diharapkan akan terkonsolidasi menjadi 43 entitas BUMN pada akhir 2022.

"Proses klasterisasi dan perampingan ini memberikan dampak yang signifikan terhadap kinerja BUMN," kata Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement