Senin 19 Sep 2022 20:55 WIB

China: AS Langgar Komitmen untuk tidak Dukung Kemerdekaan Taiwan

Biden yang menegaskan siap membantu Taiwan jika China melancarkan serangan

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
 FILE - Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, pesawat Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan tempur bersama di sekitar Pulau Taiwan, Ahad, 7 Agustus 2022. Para ahli mengatakan banyak yang bisa diambil dari apa yang telah dilakukan, dan tidak dilakukan China, dalam latihan militer skala besar yang diadakannya sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, diikuti oleh latihan Taiwan sendiri dan Beijing mengumumkan lebih banyak manuver yang direncanakan.
Foto: Li Bingyu/Xinhua via AP, File
FILE - Dalam foto yang dirilis oleh Kantor Berita Xinhua, pesawat Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan latihan tempur bersama di sekitar Pulau Taiwan, Ahad, 7 Agustus 2022. Para ahli mengatakan banyak yang bisa diambil dari apa yang telah dilakukan, dan tidak dilakukan China, dalam latihan militer skala besar yang diadakannya sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan, diikuti oleh latihan Taiwan sendiri dan Beijing mengumumkan lebih banyak manuver yang direncanakan.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING – Pemerintah China menyoroti pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang menegaskan siap membantu Taiwan jika China melancarkan serangan ke wilayah tersebut. Menurut Beijing, komentar Biden telah melanggar komitmen AS untuk tak mendukung kemerdekaan Taipei.

“Pernyataan AS sangat melanggar komitmen penting yang dibuat AS untuk tidak mendukung kemerdekaan Taiwan, dan mengirim sinyal yang sangat keliru kepada pasukan kemerdekaan separatis Taiwan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China Mao Ning dalam sebuah konferensi pers, Senin (19/9/2022), dilaporkan laman TRT World.

Mao menegaskan, China bersedia melakukan upaya tulus terbesar guna memperjuangkan prospek reunifikasi damai dengan Taiwan. “Pada saat yang sama, kami tidak akan pernah mentoleransi kegiatan apa pun yang bertujuan memecah belah negara, dan kami memiliki pilihan untuk mengambil semua tindakan yang diperlukan,” ucapnya.

Dalam sebuah wawancara untuk program “CBS 60 Minutes” yang disiarkan pada Ahad (18/9/2022) lalu, Biden mengatakan, pasukan AS siap membantu dan mendukung Taiwan jika China melancarkan serangan ke pulau tersebut. “Ya, jika sebenarnya, ada serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” ujar Biden saat ditanya apakah pasukan AS akan membantu Taiwan mempertahankan wilayahnya yang diklaim China.

Pada 28 Agustus lalu, dua kapal perang AS, yakni USS Antietam dan USS Chancellorsville melakukan transit rutin melewati Selat Taiwan. "Kapal-kapal ini transit melalui koridor di Selat yang berada di luar laut teritorial negara pantai mana pun," kata Armada ke-7 AS dalam sebuah pernyataan.

Karena tak memasuki perairan teritorial mana pun, AS menilai, kebebasan navigasi berlaku sesuai hukum internasional. “Transit kapal melalui Selat Taiwan menunjukkan komitmen AS terhadap Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka. Militer AS terbang, berlayar, dan beroperasi di mana pun yang diizinkan oleh hukum internasional,” kata Armada ke-7 AS.

Kala itu militer China menyampaikan bahwa mereka memantau pergerakan dua kapal perang AS tersebut dan siap merespons jika terjadi provokasi. “Pasukan Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China selalu waspada dan bersiap untuk menggagalkan provokasi apa pun,” kata juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China Kolonel Shi Yi.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement