Senin 19 Sep 2022 14:15 WIB

Daripada Nyinyirin SBY, Hasto Tagih Saja Janji Esemka Jokowi dan Indosat Megawati

Partai Demokrat dan PDI Perjuangan terus berbalas pantun.

Rep: muhammad subarkah/ Red: Muhammad Subarkah
Proses perakitan mobil Esemka, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). (ilustrasi)
Foto: Republika/ Wihdan
Proses perakitan mobil Esemka, Boyolali, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  PDI Perjuangan dan Partai Demokrat terus 'berbalas pantun'. Kali ini pendukung partai Demokrat, yakni Pendiri Jaringan Nusantara, Aam Sapulete, mengatakan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto lebih baik menagih janji Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti pembelian Indosat maupun mobil Esemka daripada mengurusi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Partai Demokrat.

"Daripada nyinyirin SBY dan Demokrat, Hasto lebih baik menagih janji Jokowi yang belum terpenuhi seperti pembelian Indosat," kata pendiri Jaringan Nusantara (JN) Aam Sapulete dalam pernyataannya, Senin siang (18/9/2022).

Kata Aam, tidak bisanya dimiliki kembali Indosat yang dijual oleh Presiden kelima Megawati merupakan bukti bahwa Jokowi telah ingkar terhadap janji politik yang pernah diucapkan saat kampanye pada Pemilu 2014 silam.

“Kasus membeli kembali saham Indosat ini satu bukti Jokowi ingkar janji kampanye Pilpres," tegasnya.

Kata Aam, Jokowi pernah mengatakan, mobil Esemka sudah dipesan 5000 unit namun faktanya tidak pernah ada. "Pabrik mobil Esemka pun tidak terlihat produksinya," paparnya.

"Influencer otomotif Fitra Eri pernah meminta ke pihak Mobil Esemka untuk direview tetapi sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya. "Ini menunjukkan mobil Esemka penuh misteri," jelas Aam.

Aam mengatakan, Hasto perlu mempertanyakan ke Jokowi produksi mobil Esemka. "Jangan sampai publik menilai Mobil Esemka sebagai bentuk kebohongan publik," jelas Aam.

Sebelumnya, antara Partai Demokrat dan PDI Perjuangan memang terus melakukan aksi saling sindir. Ini dipicu oleh pernyataan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang meragukan mengenai penyelenggaraan Pemilu 2024. Menurut SBY yang juga merupakan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat ini mengungkapkan bahwa dirinya "akan turun gunung" pada 2024 lantaran mendengar informasi bahwa pemilu bakal tidak jujur dan adil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement