Rabu 07 Sep 2022 20:32 WIB

Wali Kota Banjarmasin Ajak Pejabat Jadi Bapak Asuh Anak Stunting

Banjarmasin diharapkan memberikan kontribusi bagi upaya penurunan angka stunting.

ilustrasi Stunting
Foto: Republika/Mardiah
ilustrasi Stunting

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina mengajak para pejabat di lingkungan pemerintah kota menjadi bapak asuh bagi anak yang mengalamistunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi tengkes.

"Supaya angkanya bisa cepat turun, kalau bukan kita siapa lagi yang menangani masalah ini dan kalau bukan sekarang kapan lagi," katanya di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Rabu (7/9/2022).

Baca Juga

Ibnu Sina, yang sudah menyatakan diri sebagai bapak asuh anak stunting, mengatakan bahwa angka kasus stuntingdi Kota Banjarmasin yang menurut data Dinas Kesehatan hingga April 2022 masih 27 persen membutuhkan penanganan cepat.

Gerakan bapak asuh anak stuntingdiharapkan bisa mendukung upaya untuk mempercepat penurunan angka kasus stuntingdi Kota Banjarmasin.

Ibnu Sina mengatakan, bapak asuh anak stuntingantara lain bertugas membantu pemenuhan kebutuhan gizi anak-anak asuh mereka.

"Nanti ada yang langsung menyerahkan dalam bentuk makanan mentah kemudian nanti dimasak di dapur atau berkontribusi dengan beli di warung yang sudah kita siapkan, selanjutnya didistribusikan kepada anak-anak yang memang harus mendapatkan asupan gizi yang cukup, terutama yang dikategorikan stunting," katanya.

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyomengapresiasi upaya Pemerintah Kota Banjarmasin mempercepat penurunan angka kasusstunting di wilayahnya, termasuk komitmen Wali Kota Banjarmasin menjadi bapak asuh anak stunting.

"Jadi saya kira gotong royong yang ditunjukkan Pak Wali luar biasa," kata Hasto, yang mengunjungi Banjarmasin pada Selasa (6/9/2022).

Dia berharap Kota Banjarmasin memberikan kontribusi bermakna bagi upaya penurunan angka stunting di wilayah Kalimantan Selatan yang masih 30 persen.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement