Senin 05 Sep 2022 08:16 WIB

Kesabaran Nabi Muhammad yang tak Ada Habisnya

Salah satu kualitas luar biasa Nabi Muhammad adalah kesabarannya yang tak terbatas.

Rep: mgrol135/ Red: Ani Nursalikah
Rasulullah SAW (ilustrasi). Kesabaran Nabi Muhammad yang tak Ada Habisnya
Foto: republika
Rasulullah SAW (ilustrasi). Kesabaran Nabi Muhammad yang tak Ada Habisnya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seseorang yang mencintai merasa jauh lebih mudah untuk bersabar dan bertahan. Ini karena dia melihat segala sesuatu sebagai datang dari Tuhan. Salah satu kualitas luar biasa Nabi Muhammad SAW adalah kesabarannya yang tak terbatas.

 

Baca Juga

Allah bersama Muhammad, sebagaimana Dia selalu bersama orang-orang yang sabar sebagaimana disebutkan dalam Alquran:

 

Allah pasti bersama orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:153)

 

Kata Alquran yang digunakan untuk kesabaran adalah sabr, dan tidak ada padanan bahasa Inggris untuk itu. Kita dapat menyampaikan gagasan tentang sabr hanya dengan ungkapan-ungkapan seperti ketekunan terhadap penderitaan, kesabaran dengan penundaan, ketekunan terhadap kesulitan, ketabahan dalam menghadapi kemunduran, keberanian melawan permusuhan, pengendalian diri terhadap provokasi, kekuatan tekad melawan godaan, dan keseimbangan atau ketenangan. pikiran tentang keberuntungan dan kemalangan.

 

Penganiayaan Terhadap Nabi

Dalam semua makna yang ditunjukkan oleh ungkapan di atas, Nabi Muhammad adalah model yang sempurna bagi para pengikutnya. Memang hidupnya menyajikan kepada kita contoh cemerlang dari seorang pria dengan daya tahan yang luar biasa.

Ayahnya meninggal sebelum kelahirannya; ibunya meninggal ketika dia baru berusia enam tahun; dan kakeknya yang mengambil perwaliannya juga segera meninggal. Kemudian pamannya Abu Thalib yang melindunginya.

Dan ketika Allah mengangkatnya sebagai Nabi terakhir-Nya, dia dihadapkan pada penganiayaan dan permusuhan paling brutal dari kaumnya sendiri. Namun pengalaman hidup yang keras ini tidak membuatnya menjadi sinis. Sebaliknya, mereka menyempurnakan imannya kepada Tuhan, membuatnya semakin berkomitmen pada misi yang diberikan Tuhan.

Catatan kehidupan Nabi oleh orang-orang sezamannya memberikan kesaksian bahwa selama 13 tahun hidupnya di Makkah sebagai utusan Allah, ia menghadapi segala bentuk pelecehan, boikot, pengusiran, dan ancaman kekerasan fisik. Namun, Nabi tidak bergerak sedikit pun dari misinya. Dan sementara itu, dia lembut, perhatian, dan simpatik bahkan kepada musuh-musuhnya. Ketabahan dan keteguhan melawan godaan ini tidak biasa bagi orang Arab pada masa itu.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement