Kamis 25 Aug 2022 17:14 WIB

Otak Menyusut-Menua Lebih Cepat Kalau Jantung Sudah tak Sehat di Usia 30-an

Salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan otak adalah kondisi kesehatan jantung.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan di usia 30-an (ilustrasi). Studi terbarui menemukan bahwa umur otak pada orang-orang yang sebaya bisa sangat bervariasi. Kesehatan jantungnya turut memengaruhi kesehatan otak.
Foto: www.freepik.com.
Perempuan di usia 30-an (ilustrasi). Studi terbarui menemukan bahwa umur otak pada orang-orang yang sebaya bisa sangat bervariasi. Kesehatan jantungnya turut memengaruhi kesehatan otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kesehatan jantung yang buruk di usia 30-an bisa membuat otak menua lebih cepat dibandingkan seharusnya. Proses penuaan otak yang lebih cepat ini juga terjadi bersamaan dengan menyusutnya volume otak.

Kedua kondisi tersebut diketahui berkaitan dengan penurunan fungsi kognitif dan masalah kesehatan otak lain. Salah satunya adalah penyakit Alzheimer.

Baca Juga

Hal ini diketahui melalui sebuah studi yang dimuat dalam jurnal The Lancet Healthy Longevity. Studi ini menemukan bahwa umur otak pada orang-orang yang sebaya bisa sangat bervariasi.

Seluruh partisipan yang terlibat dalam studi memiliki rentang usia 69-72 tahun. Akan tetapi, perkiraan usia otak mereka berkisar antara 46-93 tahun. Tim peneliti juga menemukan bahwa pria cenderung memiliki umur otak yang lebih tua dibandingkan wanita sebaya mereka.

 

Selama menjalani studi, tim peneliti memantau kehidupan para partisipan. Hal ini memungkinkan mereka bisa mengetahui faktor gaya hidup apa saja yang dapat mempengaruhi kesehatan otak.

Hasil studi menunjukkan bahwa salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan otak adalah kondisi kesehatan kardiovaskular di usia 36 tahun atau 69 tahun. Bila di kedua masa usia tersebut kondisi kesehatan kardiovaskular buruk, seseorang bisa lebih berisiko memiliki masalah kesehatan otak di kemudian hari.

Studi ini juga menemukan bahwa orang yang mengidap penyakit serebrovaskular cenderung memiliki kesehatan otak yang lebih buruk. Seperti diketahui, penyakit serebrovasklar memengaruhi aliran darah dan pembuluh darah di otak.

"Kami harap teknik ini suatu saat bisa menjadi alat yang berguna untuk mengidentifikasi orang-orang yang berisiko terhadap penuaan (otak) yang lebih cepat, sehingga mereka bisa diberikan indakan pencegahan lebih dini untuk memperbaiki kesehatan otak mereka," kata ketua tim peneliti dari UCL Dementia Research Centre di Queen Square Institute of Neurology, Prof Jonathan Schott, seperti dilansir The Sun, Kamis (25/8/2022).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement