Jumat 19 Aug 2022 11:37 WIB

Penerjemah Salah Menafsirkan Pernyataannya, Zelenskyy Kesal

Zelenskyy lebih suka berbicara dalam bahasa Ukraina di depan umum.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Friska Yolandha
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Lviv, Ukraina, pada Kamis, 18 Agustus 2022.
Foto: AP Photo/Evgeniy Maloletka
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menghadiri konferensi pers bersama dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres di Lviv, Ukraina, pada Kamis, 18 Agustus 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, kesal dengan penerjemah yang salah menafsirkan pernyataannya ke dalam bahasa Inggris ketika konferensi pers penting, pada Kamis (18/8/2022). Zelenskyy lebih suka berbicara dalam bahasa Ukraina di depan umum.

Dalam pidato di hadapan Presiden Turki Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Zelenskyy bergegas memotong penerjemah yang sedang menyampaikan tafsir pernyataannya. Tafsir yang disampaikan oleh penerjemah dirasa kurang tepat. Kemudian Zelenskyy beralih ke arah penerjemah sambil menyampaikan maksud dari pidatonya.

Baca Juga

"Dan saya mengatakan tentang jendela kemungkinan. Saya mengatakan bahwa itu tidak dapat diselesaikan, karena kita melihat setiap hari senjata dan tembakan dari pihak Rusia," ujar Zelenskyy dengan nada tajam ke arah penerjemah. 

"Dan saya mengatakan 'Slava Ukraini' (Kemuliaan bagi Ukraina)," ujar Zelenskyy menambahkan.

"Kemuliaan bagi Ukraina," jawab penerjemah dengan cepat.

"Terima kasih banyak. Ini penting," kata Zelenskyy dengan nada kesal.

Zelenskyy berserta Erdogan dan Guterres membahas cara untuk mengakhiri perang dan mengamankan pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, yang telah diserang di garis depan.

Guterres mengatakan,  dia sangat prihatin dengan keadaan di pembangkit nuklir Zaporizhzhia. Dia menyerukan agar peralatan dan personel militer ditarik. Sementara Presiden Erdogan mengatakan, dirinya, Guterres dan Zelenskyy membahas upaya untuk menghidupkan kembali negosiasi damai dengan Rusia yang sebelumnya berlangsung di Istanbul pada Maret.

"Secara pribadi, saya mempertahankan keyakinan saya bahwa perang pada akhirnya akan berakhir di meja perundingan. Zelenskyy dan Guterres memiliki pendapat yang sama dalam hal ini," kata Erdogan. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement